BANJARMASIN – Wayang Banjar adalah salah satu seni budaya yang berasal dari Kalimantan Selatan. Memiliki keunikan tersendiri dan menjadi salah satu bentuk warisan budaya yang patut dilestarikan.
Seni wayang ini dipercaya sudah ada sejak masa Kerajaan Banjar dan berkembang pesat di Kalimantan Selatan, terutama di Kota Banjarmasin. Wayang ini dibuat dari kayu jati atau kayu mahoni dengan ukuran yang kecil, sekitar 25-30 cm.
Sesuai dengan namanya, wayang Banjar memiliki bentuk yang khas yaitu berwajah hitam dengan mata yang besar, hidung panjang, serta mulut besar yang berbentuk melengkung. Wayang jenis ini memiliki 2 tipe yaitu wayang kulit dan wayang bambu.
Selain itu wayang kulit Banjar terbuat dari kulit kerbau, sedangkan wayang bambu terbuat dari bambu dan daun lontar.
Wayang Banjar memiliki cerita yang berasal dari berbagai sumber seperti sejarah, mitologi, legenda dan cerita rakyat.
Cerita-cerita ini biasanya disampaikan melalui pertunjukan wayang yang diiringi oleh musik tradisional seperti gendang, rebab dan gong.
Pertunjukan wayang Banjar biasanya diadakan pada saat perayaan tradisional seperti pesta panen, pesta perkawinan, dan hari raya Islam.
Dalam pertunjukan wayang Banjar, ada tokoh-tokoh yang memiliki peran penting seperti Raja Banjar, Putri Banjar, Dewa Siwa, dan Dewi Uma.
Cerita Berisi Pesan Moral
Cerita yang disampaikan biasanya berisi pesan moral seperti nilai-nilai kebaikan, kejujuran, persaudaraan, dan kepahlawanan.
Selain itu, dalam pertunjukan wayang Banjar juga terdapat unsur humor dan interaksi dengan penonton yang membuat pertunjukan semakin meriah.
Salah satu hal yang menarik dari wayang Banjar adalah keberadaan dalang atau orang yang mengendalikan wayang.
Dalang ini merupakan sosok yang sangat penting dalam pertunjukan wayang Banjar karena dia yang membuat wayang bergerak dan berbicara.
Selain itu, dalang juga memiliki peran sebagai penjaga nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita wayang.
Sayangnya, perkembangan teknologi dan gaya hidup modern mengancam eksistensi wayang Banjar.
Keterbatasan ruang dan waktu serta minimnya minat generasi muda menjadi kendala dalam pelestarian wayang Banjar. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk melestarikan seni budaya yang bernilai tinggi ini.
Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk melestarikan wayang Banjar dengan cara mengadakan pertunjukan-pertunjukan yang terbuka bagi masyarakat umum.
Selain itu, sosialisasi tentang keberadaan wayang Banjar perlu dilakukan agar masyarakat mengenal dan menyukai seni budaya ini.
Selain itu, juga perlu adanya dukungan dari pemerintah dan masyarakat dalam bentuk dana atau bantuan lainnya agar seni budaya wayang Banjar dapat terus berkembang dan bertahan.