Menelisik Makam Mbah Puragati di Desa Ungkal Sumedang yang Dikeramatkan

Makam keramat Mbah Puragati
Juru kunci Pa Suma (kanan) dan pa A'an (kiri) di makam keramat Mbah Puragati

INISUMEDANG.COM – Mungkin sebagian orang akan merasa asing begitu mendengar nama “Ungkal”, apa itu Ungkal? Ungkal merupakan nama sebuah daerah di salah satu Kabupaten Sumedang, yang kini menjadi nama sebuah desa, yakni Desa Ungkal di Kecamatan Conggeang hasil pemekaran desa pada tahun 1980.

Menurut sejarah dari sesepuh Desa Ungkal pa A’an yang juga menjadi juru kunci di makam Mbah Puragati yang dikeramatkan. Bahwa nama Ungkal itu berasal dari kata batu Asahan yang artinya segala sesuatu “parabot” (Alat) atau ilmu dan Asihan kalau mau makin tinggi ilmunya harus di Asah.

“Jadi arti Ungkal itu batu Asahan, dan yang pertama kali menginjakan kaki di tanah ini adalah Eyang Nayapatra dari Mataram. Sampai menjuluki nama lembur Ungkal oleh Eyang Nayapatra sendiri. Eyang Nayapatra memiliki tiga putra, yang pertama Eyang Kalis dan disemayamkan di makam keramat ini”. Tutur A’an yang didampingi rekan nya pa Suma saat diwawancarai IniSumedang.com Selasa 8 Pebruari 2022 di lokasi makam keramat.

Ini Baca Juga :  Jadi Langganan Longsor, Warga Heran Tebing di Desa Baginda Sumedang Ini Tak Kunjung Diperbaiki

Putra yang keduanya, sambung A’an, berada di makam keramat Jati Tujuh Pasir Ipis Eyang Karnadi dan di daerah Kecamatan Buahdua makam keramat dengan julukan Tubagus Bagus Salam.

“Setelah Eyang Nayapatra di daerah ini, lalu disusul oleh Eyang Puragati, kedatangan ke Ungkal ini untuk persiapan perang dengan Batavia. Jadi, diutus oleh kerajaan Mataram untung membantu Kerajaan Sumedang Larang. “Jug Maneh datang kaditu, tapi maneh kudu Pura pura jeung ati ati jadi dilandih Puragati”. (pergilah ke sana tapi kamu harus berpura pura dan berhati hati jadi dijuluki Puragati),” jelasnya.

Ini Baca Juga :  Minat Baca dan Literasi Rendah, KIM Sumedang Harus Mampu Jadi Penangkal Hoax dan Ujaran Kebencian

Di makam Keramat Ini, Ada Empat Leluhur, Eyang Nayapatra, Mbah Puragati, Eyang Lebe, dan Uyut Jeran

Berhubung Mbah Puragati tidak kembali ke Kerajaannya, lanjut A’an. Karena kalau melaksanakan tugas gagal jaman dulu itu langsung dibunuh. Maka Kerajaan Mataram pun mengutus kembali orang untuk mencari keberadaan Eyang Nayapatra dan Mbah Puragati ke daerah Ungkal ini.

“Jug gera susul dulur maneh tapi maneh sing leuleub leuleub sing hade hade” (pergilah cari saudara kamu tapi kamu harus baik baik) jadilah dijuluki Eyang/Uyut Lebe. Sudah diketemukan oleh uyut Lebe dua saudaranya itu, lalu kembali lagi datang yang mencari ketiga saudaranya itu dan berkata,”Tos lah ari kitu mah Jeujeuran ku maneh, jadi dilantik Uyut Jeuran,” Cerita A’an.

Ini Baca Juga :  TPT Ambruk, Ancam 5 Rumah di Cieunteung Sumedang

Dimakam keramat ini, sambung A’an, ada empat leluhur, Eyang Nayapatra, Mbah Puragati, Eyang Lebe, dan Uyut Jeuran. Dan masih ada makam keramat empat lagi disebelah sana sekarang jalan ini.

“Untuk para peziarah sebelum Covid-19 selalu ramai dari mana mana datang, bahkan dari Mataram pun sering datang. Dari daerah Indramayu pun sama tidak terkecuali dari daerah Sumedang pun banyak. Namun setelah Covid-19 sepi pengunjung, dan yang membangun tempat ini dari para peziarah bukan dari Pemerintah Sumedang,” tandasnya.