INISUMEDANG.COM – Upaya membantu memulihkan ekonomi Pasca Gempa di Sumedang beberapa bulan lalu, Dosen Sekolah Ilmu Teknologi Hayati (SITH)-ITB melakukan pendampingan untuk memanfaatkan Lahan Pekarangan sebagai sumber pangan keluarga.
Dengan tema “Pemulihan Ekonomi Gempa Melalui Pemanfaatan Lahan Pekarangan dengan Model Integrated Farming System Sebagai Sumber Pangan Keluarga” pengabdian masyarakat ini diharapkan bisa membantu mempercepat proses pemulihan ekonomi warga terutama yang terdampak.
Program yang diketuai oleh Dr. Ir. Mia Rosmiati, M.P. , dan anggota tim yaitu Dr. Ir. Aos, M.P. , Dr. Ramadhani Eka Putra, Dr. Ida Kinasih dan Ir. Yeyet Setiawati, M.P. ini dibantu juga oleh satu orang mahasiswa dan dua orang alumni rekayasa pertanian ITB sebagai asisten lapangan.
“Dua bulan berlalu sejak bencana gempa Sumedang terjadi, pemulihan tengah dilakukan untuk mengembalikan suasana seperti sebelum gempa dengan kerjasama berbagai pihak. Salah satu pihak turut membantu proses pemulihan ini adalah PT LAPI ITB dan LPPM ITB bersama dosen SITH ITB melakukan pengabdian masyarakat. Semoga kegiatan pengabdian masyarakat ini bisa membantu warga terutama mereka yang terdampak,” ujar ketua Program PPM, Dr. Ir Mia Rosmiati M.P kepada wartawan.
Menurut Mia, kegiatan pengabdian masyarakat terdampak gempa Sumedang ini dilakukan di Kelurahan Cipameungpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan. Lokasi tersebut dipilih karena dekat dengan pusat Kota Sumedang dimana lahan yang dimiliki masyarakat cukup terbatas. Sehingga dengan program pengabdian ini, masyarakat dilatih dan dibina untuk memanfaatkan lahan pekarangan dengan model integrated farming system sebagai sumber pangan keluarga.
“Tujuannya agar kebutuhan pangan dapat dipenuhi oleh warga Kelurahan Cipameungpeuk itu sendiri untuk mencegah sulitnya akses pangan terutama jika terjadi bencana di masa yang akan datang,” ujarnya.
Mia menambahkan, secara administrasi, kegiatan pengabdian ini dilaksanakan mulai Bulan Februari sampai dengan Bulan Juli tahun 2024, namun secara informal pendampingannya akan terus dilakukan sepanjang masyarakat membutuhkan dan tanpa batas waktu.
“Untuk mewujudkan ketahanan pangan warga Kelurahan Cipameungpeuk, Dosen Rekayasa Pertanian SITH ITB bersama Alumni memberikan edukasi terkait budidaya dengan metode raised bed dan hidroponik yang diintegrasikan dengan hewan ternak dan pengolahan limbah organik untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman,” paparnya.
Selain edukasi, pemberian dukungan teknis dan sumber daya turut dilakukan untuk menunjukan percontohan produksi tanaman pangan yang dapat dilakukan di lokasi sempit dengan modal terjangkau. Keberhasilan program ini turut didukung dengan partisipasi aktif KWT Kartika RW 02 bersama warga dan dukungan pemerintah.
“Dengan terlaksananya program ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan, ketahanan pangan, dan menjadi inspirasi bagi wilayah lain yang menghadapi tantangan serupa,” ujarnya.
Seperti diketahui, Gempa berkekuatan 4,8 Skala Richter mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 31 Desember 2023. Berdasarkan informasi dari BMKG, goncangan dari gempa tersebut mengakibatkan 1.143 rumah rusak yang tersebar di 12 kecamatan Kabupaten Sumedang.
Bencana gempa tersebut tidak hanya mengakibatkan kerusakan fisik dan jasmani, tetapi turut mempengaruhi mata pencaharian dan ketahanan pangan warga yang terdampak gempa.