INISUMEDANG.COM – Hari Raya Nyepi adalah hari besar bagi umat Hindu. Di Indonesia perayaan hari raya nyepi dimulai saat Agama Hindu masuk ke Indonesia pada abad ke 4 Masehi di Kutai Kalimantan Timur. Saat itu, agama Hindu-budha dibawa oleh pedagang dari India atau teori ini disebut golongan Waisya.
Pada tahun 2022 ini, hari raya nyepi jatuh pada tanggal 3 Maret bertepatan dengan momen pergantian Tahun Baru Saka 1944. Menurut kalender Hindu-Bali, Hari Raya yang memiliki nama lain Hari Suci Nyepi ini adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Lalu bagaimana sejarah dan fakta menarik dari hari nyepi ini?
Penanggalan tahun baru Saka dilakukan berdasarkan hitungan Tilem Kesanga (IX) yang dianggap sebagai hari penyucian dewa-dewa di pusat samudera yang membawa intisari amerta air hidup. Nyepi berasal dari kata sepi (artinya sunyi, senyap).
Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan pada kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi. Dalam perayaan ini terdapat 12 bulan dan bulan pertamanya disebut hitungan kalender Saka, satu tahun Caitramasa.
Meskipun merupakan selebrasi pergantian tahun, namun di Bali perayaan Tahun Baru Saka ialah bagian dari ritual dan praktik keagamaan. Tidak seperti perayaan tahun baru Masehi (tiap 1 Januari), Tahun Baru Saka di Bali dimulai dengan menyepi dan melaksanakan catur brata penyepian dan tidak ada aktivitas seperti biasa alias dilarang dan dihentikan selama hari Nyepi berlangsung.
Menurut Sejarawan Hari Nyepi Tercipta Berdasarkan Cerita Dari Kitab Suci Weda
Menariknya, sekalipun sistem kalender ini diadopsi dari India, namun adanya “Hari Hening” ala ritual Nyepi sebagai bentuk perayaan pergantian tahun inu menjadi monopolo masyarakat Hindu di Bali dan Indonesia. Sehingga perayaan ini terkesan identik dengan budaya dan masyarakat Bali.
Menurut M. Rafli Hidayat seorang sejarawan lulusan UPI Bandung, dalam sejarah, Hari Nyepi tercipta berdasarkan cerita dari kitab suci Weda yang menceritakan bahwa pada awal abad masehi bahkan sebelumnya, Negeri India dan wilayah sekitarnya digambarkan selalu mengalami krisis dan konflik sosial berkepanjangan.
Pada saat itu banyak terjadi pertikaian antar suku-suku bangsa dengan kondisi menang dan kalah yang silih berganti. Gelombang perebutan kekuasaan antar suku pada akhirnya menyebabkan terombang-ambingnya kehidupan beragama.
Dari pertikaian yang panjang pada akhirnya suku Saka menjadi pemenang dibawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan menjadi Raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari sesudah tilem) bulan 1 (caitramasa) tahun 01 Saka, pada bulan Maret tahun 78 masehi.
Untuk memperingati hal baik yang terjadi dibawah kepemimpinan Raja Kaniskha I, maka terciptalah Hari Suci Nyepi. Sejak itu pula kehidupan bernegara, bermasyarakat dan beragama di India ditata ulang. Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
“Seperti hari raya keagamaan lainnya, Hari Nyepi juga memiliki ciri khas tersendiri dan berbagai rangakaian kegiatan yang harus dilakukan selama hari raya berlangsung. Ritual Nyepi dimulai dari pukul 06.00 pagi hingga 06.00 pagi keesokan harinya sesuai hitungan waktu setempat,” ujarnya.
Fakta Menarik di Hari Raya Nyepi
Berikut ini adalah adalah fakta menarik yang ada di hari raya Nyepi.
- Harus Sunyi selama 24 Jam. Setiap penganut agama Hindu pada saat Hari Raya Nyepi wajib untuk tetap sunyi selama 24 jam dengan tidak menyalakan lampu, listrik, berbicara, berangkat kerja atau sekolah dan hal-hal lainnya yang bisa menimbulkan suara atau menunjukkan tanda kehidupan selama hari raya berlangsung.
- Banyak peraturan. Saat merayakan hari Nyepi, ada beberapa peraturan dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh umat Hindu, diantaranya:
Amati Geni. Aturan ini bersifat larangan. Semua umat Hindu yang merayakan Nyepi dilarang menyalakan api, cahaya, dan listrik, atau menunjukkan sifat amarah seperti nyala api.
Amati Lelanguan. Amati Lelanguan merupakan larangan bagi siapa pun untuk bepergian, melakukan kegiatan foya-foya atau bersenang ria secara berlebihan. Biasanya, aturan ini diikuti dengan berpuasa penuh selama Hari Raya Nyepi.
Amati Karya. Aturan wajib saat Nyepi berikutnya adalah Amati Karya yang berarti tidak boleh bekerja selama perayaan Nyepi.