INISUMEDANG.COM – Prabu Danishwara (Sumara Dira), merupakan Prabu Resi penyebar ajaran hinduisme di wilayah utara Sumedang. Pengiring Medal Kamulyan Kerajaan Salakanagara, dan Prabu Danishwara sebagai Prabu Siliwangi ke-1.
Situs Makam Prabu Danishwara yang juga disebut makam Sanghyang Ciembutan terletak di Blok Ciembutan Dusun Cilumping Desa Cikurubuk Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang Jawa Barat.
Juru kunci atau kuncen makam situs tersebut Ade Darmadi. Percaya bahwa Prabu Daniswara merupakan raja pertama ditatar Sunda Jawa Barat sekaligus yang pertama punya gelar Prabu Siliwangi ke-1.
“Nama Prabu Siliwangi itu bukan nama raja, tapi hanya gelar saja karena gelar Prabu Siliwangi itu ada 9, dan Eyang Prabu Daniswara yang pertama punya gelar Prabu Silingawi Ke-1 saat dia menjadi raja Medal Kamulyan,” katanya, Jumat (11/2/2022).
Sedangkan yang kedua, lanjutnya. Prabu Niskala Wastu Kencana saat menjadi raja Medang Kahiangan, dan setelah itu Eyang Rabu Guru Aji Putih dari Kerajaan Tembong Agung.
Dikatakan, beberapa kerajaan di Sumedang tercatat dalam kitab kuno “Carita Parahiyangan dan Cacatan Bujangga Manik. Bahwa disekitar kaki gunung Tompo Omas (Tampomas) terdapat sebuah Kerajaan Medang Kahyangan.
Raja Medang Kahyangan maupun Raja Medang Kamulyan merupakan keturunan Raja Salakanagara ke-5 Prabu Dharma Satya Jaya Waruna Dewa Warman (252-290).
Keberadaan Prabu Siliwangi Dianggap Hanya Cerita Mitos
Silsilah Siliwangi dikutip dari YouTube Museum Nusantara. Keberadaan Prabu Siliwangi dianggap abu-abu bahkan hanya cerita mitos dan dongeng belaka. Pasalnya, Keberadaan dan eksistensinya baik dirinya maupun Kerajaannya masih sulit dibuktikan secara nyata.
Sehingga muncul beberapa versi mengenai Siliwangi. Pertama, Siliwangi hanya gelar yang diakui masyarakat. Ada 4 raja dianugerahi gelar Prabu Siliwangi, diantaranya Lingga Buana, Niskala Wastu Kencana, Sri Baduga Maharaja dan Surawisesa.
Sementara pendapat lain, Siliwangi adalah gelar yang diselamatkan seorang raja yaitu Prabu Jayadewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji (1482-1521). Dalam prasasti Batutulis diceritakan Sri Baduga dinobatkan dua kali.
Pertama, ketika Jayadewa menerima tahta Kerajaan Galuh di Kawali Ciamis dari ayahnya Mahaprabu Niskala Wastu Kancana. Kedua ketika Jayadewa menerima tahta Kerajaan Sunda di Pakuan Bogor. Dia dinobatkan dengan gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji.
Namun ada versi lain yang menyebut bahwa Prabu Siliwangi hanya gelar yang tidak hanya kepada Sri Baduga Maharaja saja. Kakeknya Niskala Wastu Kencana, konon diberi gelar Prabu Siliwangi. Nama Siliwangi sendiri merupakan gelar raja yang memiliki pengaruh besar dalam memimpin masyarakat Sunda.
Dari beberapa versi tentang Prabu Silingawi, di sini (penulis) tidak menemukan cerita tentang Prabu Danishwara atau Kerajaan Medang Kamulyan dan Medang Kahiyangan yang disebut-sebut sebagai Prabu Siliwangi ke-1.
Kesimpulannya, silsilah Siliwangi keberadaannya hanya cerita mitos, dan sebutan Prabu Siliwangi berasal dari kata “silih ” dan “ngawi” yaitu gelar turun temurun yang diberikan kepada beberapa pemimpin yang bisa membawa harum Kerajaan.