KKN di Sumedang, Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dan Unisba Sulap Kotoran Ternak Jadi Pupuk Organik

Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dan Unisba menunjukkan pupuk organik yang mereka hasilkan saat KKN Tematik One Village One Product di Sumedang.

INISUMEDANG.COM – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Sumedang dari Universitas Katolik Parahyangan dan Universitas Islam Bandung (Unisba) membuat inovasi dengan menyulap kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik.

Inovasi tersebut diambil karena adanya keresahan kelangkaan pupuk dari petani tempat mereka melaksanakan KKN yaitu di Desa Ujungjaya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang.

“Selama 4 bulan KKN di Ujungjaya, petani mengeluhkan kelangkaan untuk mendapatkan pupuk dan sulitnya untuk pembuatan kartu tani. Dan di sana, kami melihat banyak peternakan ayam. Sehingga kami berinisiatif untuk mengolah limbah ternak tersebut menjadi pupuk organik yang tentunya bermanfaat bagi petani,” kata
Perwakilan Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan Whisnu Alam, pada kegiatan pelepasan KKN Tematik 2023 dan Penerimaan KKN Tematik 2024 di halaman Pusat Pemerintahan Sumedang (PPS), Rabu 24 Januari 2024.

Ini Baca Juga :  MWC NU Situraja Sumedang Gelar Musker Perdana Tahun 2023

Whisnu yang mewakili 10 mahasiswa lainnya yang melaksanakan KKN di Desa Ujungjaya tersebut menyebutkan, sebelum dijadikan pupuk organik ini, timnya melakukan riset.

Riset itu dilakukan mulai dari wawancara langsung dengan petani. Kemudian dengan peternak ayam yang berlokasi Kecamatan Ujungjaya.

Kotoran dari hewan ternak itu, sambung Wishnu merupakan limbah yang cukup banyak di wilayah kecamatan Ujungjaya. Dan kondisinya belum ada yang melakukan proses pengolahan untuk limbah tersebut.

“Hasil wawancara dengan petani, memasuki musim tanam namun terkendala langkanya pupuk. Sehingga kami berinisiatif untuk mengolah limbah ternak itu menjadi pupuk organik. Dan pupuk organik yang dihasilkan dari hasil KKN ini berupa pupuk padat dan pupuk cair,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Polisi Ungkap Motif Aksi Perundungan Sekelompok Remaja Putri di Situraja Sumedang

Lebih jauh Whisnu menuturkan, pengolahan limbah ternak untuk dijadikan pupuk organik berlangsung sukses. Bahkan, kini para petani padi, jagung, dan palawija di Ujungjaya sudah mulai memanfaatkannya.

“Tak hanya itu, kami juga melakukan uji coba dengan menanam jagung di lahan milik kantor Kecamatan Ujungjaya. Hasil panennya, jagungnya tumbuh dengan baik dan berkualitas,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Mahasiswa dari Fakultas syariah Program studi Hukum Keluarga Islam Unisba Muhammad Akmal Saifullah mengatakan, untuk produksi pupuk organik ini, tim KKN bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pemerintah Desa Ujungjaya.

“Kami berharap, ke depannya
semua petani dapat menggunakan pupuk organik, di tengah keterbatasan pupuk kimia,” ucap Akmal.

Untuk pengembangan produksinya sendiri, tambah Akmal, nantinya diserahkan kepada pihak BUMDes dan pemerintah desa setempat.

Ini Baca Juga :  Kabupaten Sumedang Segera Miliki Laboratorium Penelitian Tembakau

“Kami serahkan ke BUMDes. Dari BUMDes-nya sendiri juga tertarik dan berencana untuk memproduksi pupuk organik tersebut. Kami berharap ini dapat menjadi sumbangsih dari kami untuk desa yang bisa berkelanjutan,” tandasnya.

Pj Bupati Sumedang Herman Suryatman menyebutkan, jika pemerintah daerah bekerjasama dengan Ikopin University akan mengembangkan produk yang dihasilkan dari mahasiswa KKN Tematik One Village One Product dalam program Perguruan Tinggi Mandiri Gotong Royong Membangun Desa di Sumedang.

“Ini akan berkelanjutan, Pemda dengan Ikopin akan melakukan treatment lebih lanjut ke tiap BUMDes. Supaya nanti produk seperti inovasi pupuk organik ini bisa diproduksi dan dipasarkan secara massal. Dan tentu akan menjadi manfaat bagi para petani yang kini tengah dilanda kekurangan pupuk. Dan pupuk organik ini dapat menjadi solusinya,” ujar Herman menandaskan.