Sutrisno menambahkan, secara ringkas teknik pembuatan bambu lamina ini diawali dengan memotong-motong bambu sepanjang ruas atau bukunya kemudian dibelah dan diserut menjadi bilah bambu. Selanjutnya bilah-bilah bambu digabungkan pada arah lebar dan panjangnya dengan menggunakan lem putih (PVAc) kemudian dipress dingin (pada suhu kamar) selama kurang lebih 24 jam. Agar penampilannya lebih menarik dan kekuatannya meningkat, selanjutnya bambu lamina diberi perlakuan finishing dengan menggunakan bahan finishing tertentu pada seluruh bagian permukaannya dengan ketebalan sesuai dengan keinginan.
Selain memberikan pelatihan, Tim PM KK Teknologi Kehutanan SITH ITB juga memberikan hibah satu paket alat pembuatan bambu lamina dan produk turunannya, berupa alat press bambu yang dirancang oleh dosen ITB sendiri, gergaji bundar, alat penyerut, lem PVAc dan bahan finishing. Selain sebagai sarana pelatihan, alat tersebut nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai modal awal bagi kelompok petani pengrajin bambu di Desa Jatiroke di dalam perintisan usaha di bidang bambu lamina dan produk turunannya berskala industri rumah tangga, di bawah binaan SITH ITB.
Selain di Jatiroke, sebelumnya tim PM KK Teknologi Kehutanan SITH ITB juga memberikan pelatihan pembuatan arang dan cuka bambu serta produk turunannya di Desa Cibugel, Kecamatan Cibugel, Kabupaten Sumedang beberapa waktu yang lalu. Pada kegiatan tersebut, Tim PM yang diketuai oleh Dr. Ir. Sutrisno, M.Si., IPU dengan anggota Eka Mulya Alamsyah, Ph.D dan Dr. Ir. Asep Suheri, juga telah menghibahkan satu paket alat pembuatan arang dan cuka bambu serta produk turunannya kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Cibugel. Jadi setiap desa binaan, topik pelatihannya berbeda, disesuaikan dengan potensi sumber daya alam yang ada di sana dan karakteristik dari masyarakatnya.