INISUMEDANG.COM – Kisah Nabi Nuh Alaihi Salam yang disebut nenek moyangnya bangsa Indonesia khususnya pulau Jawa, memang sulit dipercaya bahkan terkesan dipaksakan.
Namun bila ditelisik tentang naskah Sunda kuno Kitab Waruga Jagat (KWJ) dan Carita Waruga Guru (CWG) yang dikolaborasikan dengan kisah penemuan bangkai Bahtera Nabi Nuh yang terbuat dari Kayu Jati.
Sedikit masuk akal memang, tapi itu juga Allahualam hanya Allah yang tahu. Mungkin hanya dongeng atau cerita yang dikaitkan dengan bukti peninggalan sejarah naskah Sunda kuno dan fosil kayu bangkai Bahtera Nabi Nuh yang ditemukan di gunung Ararat Turki.
Dikisahkan dalam naskah Sunda kuno Kitab Waruga Jagat dikutip YouTube budaya-indonesia. Silsilah seorang raja Sunda yang bergelar Ratu Galuh keturunan generasi ke-7 dari Syam Nuh a.s.
Naskah Sunda kuno Kitab Waruga Jagat, menceritakan keturunan Nabi Nuh a.s dari istri mudanya bernama Baginda Syam yang berputra (punya anak) bernama Bakarbuana, dan berputar lagi Manaputih Gantungan.
Selanjutnya, Manaputih Gantungan berputra Ongkalarang, dan berputra lagi Sayar, dan berputra lagi Ratu Majakane, berputra lagi Permana.
Perdana berputra lima orang, yang seorang bernama Ratu Galuh yaitu seorang raja Sunda. Dan Nabi Nuh a.s merupakan buyutnya raja Sunda (Ratu Galuh)
Asal Muasal Ki Sunda Dalam Kitab Waruga Jagat
Asal muasal Ki Sunda adalah orang-orang yang mengimani akidah dan syariat Nabi Nuh a.s. Kemajuan Ki Sunda dibawah raja Ratu Galuh sebagaimana dalam Kitab Waruga Jagat.
Disebutkan kisah Ki Balangantrang yang telah berhasil merebut kembali Kerajaan Galuh hingga tahta kerajaan jatuh kepadanya. Pernikahan Ki Balangantrang dengan Ratu Komara punya anak bernama Guru Aji Putih.
Dalam Kitab Waruga Jagat disebutkan Guru Aji Putih merupakan putra dari ibu Ratu Komara, keturunan ibu Baginda Syam. Prabu Guru Aji Putih keturunan ke-10 Nabi Nuh a.s dari permaisurinya kedua (Baginda Syam).
Prabu Guru Aji Putih lahir sekitar 675 M, dan di tahun 696 M, dia mendirikan padepokan Citembong Agung Girang Ganeas Sumedang. Lalu pindah ke Kampung Muhara Desa Leuwi Hideung Darmaraja mendirikan Kerajaan Tembong Agung.
Kitab Waruga Jagat (KWJ)
Kitab Waruga Jagat merupakan naskah Sunda Kuno yang tersimpan di Museum yayasan Pangeran Sumedang (YPS). Naskah ini tidak ditulis dalam kertas biasa, melainkan dari kulit sach sejenis Daluang yang terbuat dari kulit kayu.
Naskah tersebut berukuran kwarto dengan tulisan huruf Pegon (Arab Jawa) dalam bahasa Jawa-Sunda yang terdiri 12 halaman, diperkirakan ditulis abad ke-18 M.
Bahtera Nabi Nuh AS
Sedikit dikutip dari artikel terdahulu. Bahtera Nabi Nuh AS dalam kisahnya tidak disebutkan di negara mana dibuat, tapi di sebuah hutan menghasil bahan material untuk Bahtera itu. Bangkai Bahtera Nabi Nuh AS ditemukan di gunung Ararat Turki.
Menurut tim ahli peneliti setelah diteliti bertahun-tahun untuk mencocokan fosil kayu dari bangkai Bahtera Nabi Nuh dengan ribuan jenis kayu yang ada di dunia. Ternyata 99% fosil kayu tersebut identik dengan Kayu Jati.
Kayu jenis Jati ini, hanya bisa tumbuh di Indonesia khususnya pulau Jawa. Sehingga dimungkinkan Bahtera Nabi Nuh AS dibikin di Indonesia, mungkin di pulau Jawa, dan Nabi Nuh tinggal di pulau Jawa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nabi Nuh AS nenek moyangnya bangsa Indonesia. Yaitu pulau Jawa khususnya tatar Sunda (Sumedang) bila dikaitkan dengan naskah Sunda kuno Kitab Waruga Jagat.