Keren! Tiga Warisan Budaya Asal Sumedang Ditetapkan Jadi Warisan Indonesia

Budaya Tarawangsa
Wakil Bupati Sumedang H Erwan Setiawan sedang menari Seni Tarawangsa Rancakalong/Poto dok. Pemda Sumedang

INISUMEDANG.COM – Dikenal sebagai Puser Budaya Sunda. Sumedang memiliki banyak Warisan Budaya non benda yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan namun tidak memiliki dimensi fisik. Saat ini, ada tiga Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) asal Sumedang yang telah ditetapkan menjadi Warisan Budaya Indonesia (Tingkat nasional).

Ketiga Warisan Budaya tersebut yaitu, Kuda Renggong, Ngalaksa dan Tarawangsa.

Demikian disampaikan Kepala Disparbudpora Kabupaten Sumedang Bambang Rianto melalui Kabid Kebudayaan Moh. Budi Akbar kepada IniSumedang.Com Kamis 24 Februari 2024.

Ini Baca Juga :  Sambut Harlah ke-23, DPC PKB Sumedang Gelar Aksi Peduli Umat

Selain itu, lanjut Budi, ada empat warisan budaya tak benda lainnya, yang sedang diusulkan dan masih proses di tingkat nasional sebanyak empat budaya.

“WBTB yang sedang diusulkan atau proses diusulkan menjadi warisan budaya Indonesia (tingkat nasional). Adalah, Seni Bangreng, Tari Cikeruhan, Tari Jayengrana dan Panahan Kasumedangan,” imbuhnya.

Sedangkan Warisan Budaya Tak Benda yang sudah tercatat atau ditetapkan di tingkat propinsi Jawa Barat sebanyak dua jenis, yakni Bedog cikeruhan dan Pengobatan Tradisional Gus Mus.

“Sekarang kita sedang melengkapi persyaratan untuk keempat WBTB yang sedang diusulkan ke Tingkat Nasional, diantaranya yakni Pembuatan video, Naskah akademik, Narasi dari maestro dan persyaratan administrasi lainya,” paparnya.

Ini Baca Juga :  Sebuah Cerita Tentang Pencarian Jati Diri Seorang Tokoh di Cadas Gantung Sumedang Part II

Budi berharap dukungan dari semua pihak mudah-mudahan diberikan kelancaran.

“Mohon dukungan dari semua pihak mudah-mudahan niat baik ini dapat berjalan lancar meski dengan segala keterbatasan dan semoga warisan dari leluhur ini bisa tetap lestari. Sehingga bisa berdampak positif untuk Sumedang, baik dari kreatifitas masyarakat, ilmu pengetahuan, peningkatan ekonomi masyarakat, bahkan pariwisata. Karena saya yakin setiap langkah kebudayaan pasti akan multi player efek,” pungkas Budi.