Kematian Akibat DBD di Sumedang Capai 14 Kasus, Dinkes Minta Masyarakat Lakukan Ini

Kasus DBD di Sumedang
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dr Reni K Anton (Kiri) didampingi Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Aep Dadang Hamdani saat memberikan keterangan kepada wartawan.

INISUMEDANG.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) mencatat angka kematian akibat Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Sumedang hingga September 2022 mencapai 14 kasus.

Angka kematian di tahun 2022 ini, hanya mengalami penurunan 1 kasus saja. Dari jumlah kematian akibat DBD pada tahun 2021 yang mencapai 15 kasus.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sumedang dr Reni K Anton mengatakan. Kasus kematian DBD di Kabupaten didominasi akibat telatnya melakukan pengobatan terhadap pasien yang suspek.

“Dari 14 kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Sumedang pada tahun disebabkan oleh terlambatnya pengobatan terhadap pasien yang suspek DBD. Jadi ketika pasien datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan syok, sehingga terlambat untuk mengantisipasinya,” kata dr Reni didampingi Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Sumedang, Aep Dadang Hamdani kepada wartawan, Selasa 11 Oktober 2022.

Ini Baca Juga :  Lembut Gurih dan Bikin Nagih, Martabak Rosalinda di Sumedang Ini Cocok Buat Calon Mertua

Untuk itu, lanjut Reni, bagi masyarakat yang memiliki anggota keluarga terindikasi suspek DBD, diharapkan secepatnya untuk melakukan pengobatan ke pelayanan kesehatan terdekat.

“Jadi bila ada anggota keluarga yang mengalami suspek DBD dengan gejala panas, ataupun sudah ada tanda bintik-bintik merah. Diharapkan segera melakukan pengobatan ke Puskesmas terdekat,” ujarnya.

Kenaikan Kasus DBD di Sumedang

Adapun untuk kasus DBD di Kabupaten Sumedang sendiri, kata Reni, berdasarkan data Dinkes tercatat sebanyak 1.468 kasus hingga Bulan September ini. Jumlah tersebut, mengalami kenaikan dari tahun 2021 yang tercatat ada 1331 kasus.

Ini Baca Juga :  Buruan Daftar, Hari Ini Terakhir Perpanjang Rekrutmen Pengawas Desa di Sumedang, Intip Nih Tugas dan Gajinya

“Terus meningkatnya kasus DBD yang terjadi di setiap tahunnya di Kabupaten Sumedang, diakibatkan masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memelihara sanitasi atau kebersihan lingkungannya,” tuturnya.

Lebih lanjut Reni menuturkan, bawa penanggulangan DBD bisa diantisipasi dengan preventif, promotif dengan segala hal yang bisa kita lakukan. Seperti salah satunya adalah menjaga sanitasi lingkungan, keberhasilan lingkungan atau pemberantasan jentik nyamuk di lingkungan.

“Penanganan DBD itu, sangat perlu peran penting dari masyarakat, caranya yaitu dengan menghindari genangan air bersih di lingkungan. Kemudian pemberantasan sarang nyamuk (PSN) atau yang paling efektif adalah adanya Juru pemantau jentik (Jumantik) adalah orang yang melakukan pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk. Atau pembentukan Girij (Gerakan satu rumah satu Jumantik) di setiap Desa,” ujarnya menegaskan.

Ini Baca Juga :  Bertahun-tahun Menggunung, Sampah Pasar Parakanmuncang Sumedang Akhirnya Dibersihkan

“Untuk itu, kami meminta masyarakat, untuk terus meningkatkan kebersihan lingkungan sekitar. Khususnya, untuk mencegah adanya genangan air yang dapat berpotensi menjadi sarang bertelurnya jentik nyamuk. Kemudian, bila ada anggota keluarga terindikasi suspek DBD, diharapkan langsung membawa ke pelayanan kesehatan terdekat,” sambungnya.