JATINANGOR – Upaya mentransfer ilmu kepada masyarakat, Kelompok Keahlian Sains dan Bioteknologi Tumbuhan SITH ITB menggelar pelatihan hidroponik dengan tema ‘Inisiasi Penerapan Sistem Hidroponik dalam Produksi Sayuran di Desa Jatiroke untuk Percontohan Bagi Masyarakat Sekitar Gunung Geulis’, Sabtu (9/10/2021).
Ketua Pelaksana Program Pengabdian Masyarakat, Dr. Trimurti Hesti Wardini mengatakan pelatihan ini sebagai salah satu Program Pengabdian kepada Masyarakat. Kegiatan ini dimulai dengan penyampaian teori mengenai sistem hidroponik dan nutrisi tanaman oleh salah satu anggota KK Sains dan Bioteknologi Tumbuhan, SITH ITB, yaitu Yeyet Setiawati, Ir., M.P.
“Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dan pemasangan instalasi percontohan sistem hidroponik, oleh owner Casa Farm, yaitu Budi Haryana Hidayat, S.Si. Pembuatan sistem hidroponik ini meliputi 1) penyemaian benih, termasuk pemilihan jenis tanaman dan nutrisi yang sesuai; 2) pembuatan larutan nutrisi yang dipilih; 3) pemeliharaan tanaman, termasuk pengecekan kondisi larutan nutrisi secara berkala; dan 4) pemanenan tanaman,” katanya.
Dr. Trimurti menambahkan, sistem hidroponik dapat menjadi salah satu solusi bagi pengembangan tanaman sayuran dengan berbagai kelebihan dibandingkan sistem pertanian konvensional. Pada prinsipnya, tanaman dapat hidup di medium penanaman karena tersedianya nutrisi. Faktor nutrisi menjadi salah satu faktor penentu yang paling penting dari hasil dan kualitas tanaman.
“Larutan nutrisi yang paling mendasar adalah Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur (S) yang juga dilengkapi dengan mikronutrien,” katanya.
Isu-isu yang disampaikan oleh komunitas di desa sekitar kawasan KHDTK Gunung Geulis berkaitan
dengan aplikasi dan penerapan ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi Tumbuhan. Oleh karena itu, pengalihan teknologi tepat guna untuk produksi sayuran dengan harapan dapat menuju ke arah pertanian organik kedepannya, menggunakan sistem hidroponik dapat diterapkan pada komunitas desa sekitar kawasan KHDTK Gunung Geulis.
“Dengan kegiatan ini, kami berharap agar petani milenial dan masyarakat peminat hidroponik di desa sekitar kawasan KHDTK Gunung Geulis dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pemanfaatan lahan dengan tidak merusak alam di sekitar wilayah kaki Gunung Geulis sebagai daerah yang harus selalu terjaga kelestariannya,” katanya.
Sementara itu, Dr. Rizkita Esyanti menambahkan peserta yang hadir juga dapat mengaplikasikan teknik budidaya hidroponik yang disampaikan, serta meningkatkan jiwa wirausaha untuk peningkatan taraf ekonomi wilayah sekitar KHDTK Gunung Geulis.
Seperti diketahui, Gunung Geulis yang berada di cakupan Kecamatan Tanjungsari, Cimanggung, dan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, merupakan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) yang pada saat ini ditetapkan sebagai hutan pendidikan dibawah pengelolaan Institut Teknologi Bandung berdasarkan SK No. 633/MenHLK/Setjen/PLA.4/11/2017.
Berdasarkan SK tersebut, hutan pendidikan Gunung Geulis yang memiliki luas 338,31 Ha, tidak hanya dapat berperan sebagai hutan lindung dan memenuhi fungsi ekologisnya, namun juga dapat dimanfaatkan oleh civitas akademik ITB dalam kegiatan tridharma perguruan tinggi. Berdasarkan letak geografisnya, terdapat 8 (delapan) desa di sekitar kawasan KHDTK Gunung Geulis, yaitu Desa Cinanjung, Desa Raharja, Desa Cikahuripan, Desa Jatiroke, Desa Jatimukti, Desa Cisempur, Desa Mangun Arga, dan Desa Sawah Dadap.
Salah satu kegiatan tridharma perguruan tinggi yang dapat dilakukan di desa sekitar kawasan KHDTK Gunung Geulis adalah kegiatan pengabdian masyarakat (PM). Focus Group Discussion (FGD) bersama perwakilan delapan (8) desa yang telah dilakukan sebelumnya (27 Februari dan 6 Maret 2021) mengindikasikan kondisi dan potensi desa-desa di sekitar kawasan Gunung Geulis tersebut.
Beberapa isu dikemukan pada FGD tersebut, diantaranya oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Malati Asih Desa Cinanjung dan perwakilan Desa Jatimukti. Komunitas-komunitas tersebut mengemukakan program-programnya yang telah berjalan hingga saat ini, terutama program yang terkait dengan penggunaan pupuk dan pestisida organik, serta pengembangan program Rumah Pangan Lestari (penanaman sayuran dan obat-obatan herbal di pekarangan).
Meskipun demikian, warga merasa masih memerlukan pengarahan dan pelatihan tambahan terkait kegiatan-kegiatan tersebut. Komunitas-komunitas ini juga mengemukakan harapan mereka untuk pelatihan/praktik langsung tentang produksi tanaman organik secara hidroponik dan harapannya untuk dapat mengembangkan Pasar Sayuran Sehat di lingkunganya.
IMAN NURMAN
FOTO BERSAMA: Tim Kelompok Keilmuan Sains dan Bioteknologi SITH ITB menggelar pelatihan hidroponik dengan tema ‘Inisiasi Penerapan Sistem Hidroponik dalam Produksi Sayuran di Desa Jatiroke untuk Percontohan Bagi Masyarakat Sekitar Gunung Geulis’, Sabtu (9/10/2021).