Keajaiban Purba Geopark Lembah Cisaar: Jejak Peradaban Terlupakan di Tengah Kabupaten Sumedang

Geopark Lembah Cisaar

INISUMEDANG.COMGeopark Lembar Cisaar, atau lembah Cisaar sebuah tempat yang mungkin jarang terdengar namanya bagi sebagian besar masyarakat, terletak di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Namun, di balik kesunyian dan keteduhannya, lembah ini menyimpan kekayaan alam yang luar biasa. Melintasi jalan setapak yang dipagari oleh pepohonan rindang, kita akan sampai di sebuah tempat yang telah menjadi saksi bisu dari masa lalu: Lembah Cisaar.

Lembah ini, meskipun terletak di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sumedang dan Majalengka, memiliki daya tarik tersendiri. Bukannya tanah subur atau sumber air melimpah, tapi Lembah Cisaar menyimpan sejarah panjang kehidupan purba. Di tanah yang dihiasi oleh rumput liar dan semak belukar, para peneliti menemukan jejak-jejak berharga yang mengungkapkan keberadaan fosil-fosil vertebrata.

Ini Baca Juga :  Taman Nasional Gunung Palung, Pontianak, Kalimantan Barat: Surga untuk Pecinta Alam

Fosil-fosil yang ditemukan di Lembah Cisaar bukanlah sembarang fosil. Mereka menceritakan kisah-kisah masa lalu, tentang bagaimana kehidupan purba di wilayah ini berkembang. Ada fosil gading gajah, saksi bisu keberadaan binatang raksasa yang pernah merajai bumi.

Ada juga fosil kura-kura, gigi buaya, bahkan fosil-fosil mamalia seperti banteng, babi, dan rusa. Tak hanya itu, jejak gigi hiu juga turut menyemarakkan keberadaan lembah ini, mengingatkan kita pada masa ketika laut masih menghampar luas di tempat yang sekarang menjadi daratan.

Eksplorasi tentang fosil di Lembah Cisaar dimulai pada tahun 2004, ketika seorang peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan koleganya dari Jerman, Dr. Cristien, menemukan rahang stegodon.

Temuan ini menjadi titik awal dari penelitian yang lebih mendalam tentang kehidupan purba di wilayah ini. Selain fosil vertebrata, para peneliti juga berhasil menemukan artefak-alat batu, memberikan bukti bahwa Lembah Cisaar bukanlah sekadar tempat tinggal bagi hewan-hewan purba, tapi juga menjadi tempat di mana manusia purba beraktivitas.

Ini Baca Juga :  Geopark Lembah Cisaar-Jatigede, Destinasi Baru Sumedang dengan Kombinasi Warisan Budaya dan Ilmiah

Tak ayal, keberadaan Lembah Cisaar menjadi sorotan bagi para peneliti dan ahli arkeologi. Berbagai institusi, seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, Balai Arkeologi Bandung (BRIN), dan Museum Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), turut serta dalam upaya melestarikan dan menggali lebih dalam tentang kekayaan sejarah alam dan budaya yang terkandung di dalamnya.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan betapa beragamnya temuan fosil di Lembah Cisaar. Pecahan fosil gading gajah yang ditemukan pada tahun 2019 oleh Museum Geologi, serta fragmen tempurung kura-kura pada tahun 2022 yang merupakan hasil kerjasama antara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, Balai Arkeologi Bandung (BRIN), dan Museum Geologi Badan Geologi KESDM, hanyalah sebagian kecil dari kekayaan yang terpendam di dalam lembah ini.

Ini Baca Juga :  Menjajal Keindahan Curug Ciharus Kecamatan Leles Garut yang Jarang Diketahui Banyak Orang

Lembah Cisaar bukan hanya menjadi tempat penelitian, tapi juga menjadi titik fokus dalam upaya pelestarian lingkungan dan warisan budaya. Keberadaannya menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga alam dan warisan nenek moyang kita.

Melalui penelitian dan eksplorasi yang terus dilakukan, harapannya kita dapat mengungkap lebih banyak lagi misteri dan keajaiban yang tersembunyi di dalam Lembah Cisaar. Sebuah perjalanan yang membawa kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah alam dan budaya, serta memberikan inspirasi bagi upaya pelestarian dan pembelajaran bagi generasi mendatang.