Berita  

Karya Mahasiswa Telkom University untuk Keraton Sumedang Larang

Karya Mahasiswa Telkom University
Mahasiswa Telkom University Buat Karya untuk Keraton Sumedang Larang

BANDUNG – Tiga mahasiswa Telkom University Bandung membuat sebuah karya untuk Keraton Sumedang Larang. Berupa motif batik dan busana untuk digunakan di lingkungan keraton.

Ketiga mahasiswa yang berasal dari Fakultas Industri Kreatif (FIK) Telkom University ini. Diantaranya Cicha Paramitha dengan karya Pengembangan Motif Inspirasi Keris Nagasasra.

Kemudian, Intan Berliana dengan karya Pengaplikasian Motif Batik dengan Inspirasi Ornamen Gong Keraton. Dan Hanifah Ramadhanty dengan karya Pengembangan Motif Terinspirasi dari Flora dan Fauna dari Keraton Sumedang.

Ini Baca Juga :  Diduga Terlibat Tawuran, Seorang Pelajar di Sumedang Kena Bacok

Radya Anom dari Keraton Sumedang Larang (KSL) yaitu R. Luky Djohari Soemawilaga, mengungkapkan bahwa karya ini bisa menjadi daya tarik turis yang berkunjung ke Sumedang untuk dijadikan cinderamata sehingga membantu perputaran roda perekonomian masyarakat Sumedang.

“Saya harap ke depan, busana ini tidak hanya digunakan di internal Keraton, namun berpotensi menjadi souvenir resmi Sumedang yang dapat membantu mendorong arus ekonomi,” ungkap R. Luky.

Sementara itu, Mahapatih Keraton Sumedang Larang, R. Lily Djamhur Soemawilaga menekankan untuk memberikan makna filosofis yang tinggi pada setiap motif batik pada busana tersebut.

Ini Baca Juga :  Dinkes Sumedang Apresiasi Honorer Fasyankes yang Tidak Ikut Demo Hari Ini

“Ekslusifitas perlu kita tonjolkan, tidak hanya harga tapi nilai yang mendalam dengan sebuah filosofi. Itu bisa menjadi nilai tambah.” ungkap R. Lily.

Filosofi dibalik masing-masing motif pada karya tersebut, seperti Keris yang melambangkan kekuasaan dan kewibawaan. Lalu motif Ayam Jago, yang merepresentasikan bekerja penuh kekuatan dan tenaga. Ada juga Naga yang mewakili makna pelindung, juga sebagai bentuk kemakmuran.

Dosen pembimbing mahasiswa Telkom University, Faradillah Nursari mengatakan masih terdapat peluang besar untuk pengembangan motif.

“Mahasiswa-mahasiswa dapat melakukan eksplorasi lebih lanjut pada motif batik maupun motif pada kebaya,” ungkap Faradillah.