SUMEDANG – Upaya menekan hasil tani membusuk pasca panen, Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui Direktorat Pengabdian Masyarakat dan Layanan Kepakaran (DPMLK) melaksanakan program diseminasi teknologi Zeer Pot untuk penanganan pascapanen cabai di Desa Sukawangi, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Sabtu (27/9/2025).
Kegiatan ini dihadiri sekitar 30 peserta yang terdiri dari warga yang berprofesi sebagai petani yang terhimpun dalam Kelompok Tani Karya Mandiri Prima, Kades, Kadus dan Tim PPM.
Ketua tim PPM, Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P. mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian Masyarakat ITB Bottom Up II 2025/2026, yang mengusung tema “Diseminasi Teknologi Zeer Pot untuk Penanganan Pasca Panen Cabai Merah di Desa Sukawangi Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang”.
“Tujuannya adalah memperkenalkan teknologi Zeer pot kepada kelompok tani Karya Mandiri Prima dalam menangani penyimpanan pasca panen cabai. Sehingga membantu kelompok tani Karya Mandiri Prima dalam hal kapan waktu yang tepat untuk menjual hasil cabai, sehingga diperoleh keuntungan yang dapat meningkatkan pendapatan,” ujar Dr. Rika.
Tim Pengabdian pada Masyarakat ini diketuai oleh Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P., dan beranggotakan Dr. Ir. Asep Hidayat, M.P. dan Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P. Kegiatan pengabdian ini dibantu oleh tiga mahasiswa, pertama dari Program Studi Rekayasa Pertanian yaitu Ghinaya Jati Nurfadhilah, lalu dari Program Studi Teknik Mesin Nabilla Syifa Wardhani, dan terakhir dari Program Studi Teknik Geologi Triyasa Akbar Ramadhan.
Kegiatan dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Sukawangi dilanjut dengan Dr. Ir. Rika Alfianny, M.P. selaku ketua tim. Sesi pertama pemaparan materi disampaikan oleh Dr. Ir. Asep Hidayat, M.P. terkait pengenalan serta konsep dari Zeer Pot, dilanjutkan pemaparan pada sesi kedua oleh Ujang Dinar Husyari, S.P., M.P. tentang sifat dan karakteristik cabai.
Pada sesi ini, para warga juga melakukan diskusi serta praktek secara langsung untuk membuat Zeer Pot yang berisikan beragam jenis cabai, yaitu cabai rawit, cabai keriting, cabai domba, paprika merah, dan paprika hijau. Saat sesi praktik, para peserta dibagi ke dalam sepuluh kelompok kecil untuk melakukan praktik secara langsung pembuatan Zeer Pot.
Melalui kegiatan ini, tim PPM ITB berharap dapat memberikan solusi bagi para petani dalam meningkatkan perekonomian serta penangan pasca panen. Upaya ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait teknologi Zeer Pot, serta mendorong perekonomian di Desa Sukawangi.
Kegiatan ini tidak hanya fokus pada pelatihan dan praktik, tetapi juga dirancang untuk berkelanjutan. Tim pengabdian masyarakat ITB telah menyiapkan sistem monitoring dan pendampingan pasca-pelatihan, yang akan dilakukan secara langsung secara berkala untuk melihat hasil dari Zeer Pot tersebut.
Sementara itu, Dr. Ir. Asep Hidayat. M.P menambahkan, untuk satu pot mampu menampung sampai 1-2 kilo cabai merah, dengan ketahanan penyimpanan bisa sampai 20 hari, asal dalam pemeliharaannya yang pertama adalah kualitas cabai, kelembabannya yaitu penyiraman pada pasir, sabut kelapa dan sekam padi. Kemudian tutup Zeer Potnya di sini dengan bahan yang sederhana itu menggunakan lap tangan yang dibasahi.
Ketua Kelompok Tani P4S Karya Mandiri Prima, Yoyo Kusnadi, menyambut baik inovasi ini. Ia mengungkapkan bahwa hasil panen di desanya cukup melimpah, mulai dari cabai paprika, cabai keriting, cabai rawit, hingga cabai besar.
“Paprika saja sekali panen bisa 3 kuintal, dua kali seminggu. Cabai keriting sekitar 2 kuintal tiap enam hari, sementara cabai besar dan cengek rata-rata 6 kuintal per minggu. Dengan panen melimpah seperti ini, kami sering bingung menyimpannya karena cepat busuk,” kata Yoyo.
Ia menambahkan, sebelumnya petani pernah mencoba menyimpan cabai di freezer daging, namun hasilnya tidak maksimal karena cabai cepat lembek akibat kandungan air. “Dengan teknologi Zeer Pot ini, cabai bisa awet sampai tujuh hari bahkan lebih, tetap segar dan tidak lembek,” ungkapnya.