INISUMEDANG.COM – Institut Teknologi Bandung (ITB) Kampus Jatinangor bersama 4 kampus ternama di Indonesia menjadi Finalis yang akan terpilih dalam Lomba Design Pemulihan Lahan yang digelar Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PPKL KLHK) Dalam Rangka Memperingati Hari Lingkungan Hidup tahun 2023.
Saat ini terpilih 5 kampus ternama dari 5 kabupaten/Kota baik di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Surabaya Jawa Timur. Yakni Finalis yang terpilih dan akan dilakukan kunjungan lapangan.
Adapun kelima daerah itu diantaranya Kabupaten Bogor, Sumedang, Cirebon, Kota Semarang dan Kota Surabaya.
Waliyul Fitri perwakilan dari Dirjen PPKL KLHK (Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) mengatakan. Perlombaan ini dalam rangka peringatan hari lingkungan hidup pada tahun 2023. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan khususnya Direktorat pengendalian kerusakan lahan menggelar lomba desain konsep desain pemulihan lahan. Diikuti puluhan perguruan tinggi dan masyarakat seluruh Indonesia.
“Akhirnya masuk nominasi salah satunya dari ITB, IPB dan Cirebon. Tema yang diangkat biasanya ada konsep untuk pemulihan lahan bekas galian C. Harapan kita bisa sampai ke implementasi jadi nantinya kita akan pulihkan lahan yang sudah rusak bisa kembali lagi seperti sebelumnya,” ujarnya ditemui di kawasan Hutan Gunung Geulis Jatiroke Kecamatan Jatinangor, Selasa (12/7/2023).
Rehabilitasi Hutan
Menurut Fitri, nantinya lahan bekas galian C masih bisa dimanfaatkan untuk ekosistem alam dan warga sekitar, baik itu airnya, tanamannya, kemudian tanahnya untuk lahan pertanian. Dalam lomba ini para mahasiswa pilihan ini akan mendesign dan merancang ulang agar lahan tandus bisa dimanfaatkan kembali atau istilahnya rehabilitasi hutan.
“Jadi kami hanya memilihnya nanti akan ada pengujian dari juri-juri yang ahli dibidangnya. Setelahnya nanti pasti ada informasi selanjutnya untuk implementasi kapan pelaksanaannya, mungkin nanti ada pembahasannya lebih lanjut lagi dari panitia penyelenggaranya,” ujarnya.
Kenapa Gunung Geulis dipilih sebagai tempat konservasi karena dilihat dari luasannya, kemudian permasalahannya dan status kepemilikannya kemudian kondisi alamnya Seperti apa dan kondisi inilah yang menjadi pertimbangan kami untuk menentukan lokasi yang cocok dijadikan bahan perlombaan.
Sementara itu, Dosen Pembimbing dari SITH ITB, Dr. Ir. Yayat Hidayat mengatakan ucapan apresiasi atas inisiatif program dari Dirjen PPKL Kementrian Lingkungan Hidup yang telah mengadakan lomba desain pemulihan lingkungan untuk para mahasiswa ini. Sebab, generasi milenial ini tentu akan berdampak baik bagi proses pembelajaran di pendidikan tinggi dan praktek di lapangan.
Menurutnya, mahasiswa sudah diajak untuk memikirkan dan memiliki perhatian lebih terhadap kerusakan kerusakan yang terjadi pada di lingkungan. Sehingga bisa diaktualisasikan melalui konsep pemulihan dan sekaligus mengamalkan teori yang diajarkan di kampus.
“Harapannya tentu buat Dirjen PPKL dan KLHK tidak berhenti di desain, hanya berhenti di pemenangan siapa pemenang lomba. Tapi yang lebih dibutuhkan justru yang berdampak adalah tindakan nyata atau implementasi dari hasil rancangan yang dibuat mahasiswa,” ujarnya.
Dampak Memperbaiki Lingkungan
Serta masyarakat bisa melihat upaya apa dari PPKL atau KLHK untuk memperbaiki lingkungan ini secara nyata di lapangan. Sudah barang tentu akan berdampak pada pemulihan lingkungan dan juga pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitarnya.
“Bagi mahasiswa sendiri tidak hanya puas dapat jadi pemenang, tapi betul-betul karya desainnya itu dipakai dan bisa dilihat banyak orang. Nah lebih bangga lagi harapan kami dan dari akademisi yaitu sangat support sebagai untuk pencitraan kinerja dari KLHK,” paparnya.
Yayat menambahkan, mahasiswa yang terlibat lomba design inu terdiri dari 3 mahasiswa. Pertama mahasiswa S1 dari Rekayasa Hutan SITH ITB dan yang 2 mahasiswi lagi adalah mahasiswa S2 jurusan biomination. Namun 2 mahasiswi ini dulunya S1 di Rekayasa Hutan. Jadi ini masih latar belakang kehutanan tiga-tiganya.
Sebagai informasi, acara dihadiri Dirjen PPKL Kementrian Lingkungan Hidup, SITH ITB, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumedang dan Forum Komunikasi Petani Gunung Geulis serta Danramil Jatinangor. Turut hadir pula Kepala BPBD Kabupaten Sumedang, Adang dan pemerintahan desa Jatiroke serta Jatimukti Kecamatan Jatinangor.