Isi Ngabuburit dengan Menata Pohon Kelapa jadi Barang Bernilai Tinggi

bonsai kelapa
MERAWAT: Perajin bonsai kelapa, Dodi Mikky Natakalapa Sumedang saat merawat pohon kelapa yang dikecilkan atau bonsai kelapa.

INISUMEDANG.COM – Banyak cara yang dilakukan orang untuk menunggu waktu berbuka puasa. Biasanya golongan bocah milenial mengisinya dengan main motor dan jalan jalan ke tempat keramaian. Berbeda dengan Dodi Setiadi atau yang akrab disapa Dodi Mikki. Dia mengisi waktu berbuka puasa ngabuburit dengan Menata Pohon Kelapa kecil menjadi bonsai kelapa.

Menurut Mikki, di Bulan  Ramadan, ternyata permintaan bonsai kelapa laku keras. Dalam sehari tak kurang dari 5 sampai 10 bongsai kalapa laku terjual.

Dikatakan perajin bonsai kelapa yang juga pendiri Natakalapa Desa Cisempur Kecamatan Jatinangor, Doddi Mikky bahwa bonsai kelapa yang dibuatnya tak hanya diminati pecinta bonsai. Tetapi mulai merangkak ke semua kalangan.

Ini Baca Juga :  Sebanyak 2.080 Kg Beras Bansos Disalurkan Polres Sumedang Kepada Warga Terdampak Covid-19

“Anggota dewan di Sumedang juga menjadi langganan kami. Alhamdulillah setiap harinya ada yang mesen. Terakhir ASN di lingkungan Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang dan Bandung juga pesan 100 tangkai,” kata Mikky.

Mahalnya Harga Bonsai, Karena Prosesnya

Disebutkan Mikky memasuki Ramadan permintaan bongsai kelapa naik sekitar 50 persen dari hari hari biasa. Mungkin masyarakat mengisi waktu untuk memelihara bongla disela kesibukannya menjalankan ibadah puasa.

“Alhamdulillah berkah di Bulan Puasa, mungkin masyarakat ingin ngabuburit dengan memelihara kelapa yang dibuat dengan ukuran pendek dan terasa unik,” katanya.

Ini Baca Juga :  Dinas Koperasi UMKM Gandeng Indomart Adakan Pelatihan UMKM

Untuk harga satu bongla yang paling kecil, lanjut Mikky dijual Rp300 ribu sampai Rp500 ribu. Sementara bongsai ukuran besar dijual Rp500 sampai Rp1.5 juta,” katanya.

Mahalnya harga bongsai, lanjut Mikky, karena proses pertumbuhan pohon kelapa dari bibit kelapa sampai muncul tunas yang memerlukan waktu lama. Juga dibutuhkan ketelatenan untuk membuat kelapa tumbuh beke (kerdil) tidak seperti pohon kelapa pada umumnya.

“Yang susah itu mencari bibit kelapanya. Tak sembarangan buah kelapa bisa dibuat bonsai. Disamping itu setelah tumbuh tunas, maka ada plitur batok kelapanya agar terlihat mengkilap,” katanya.

Ini Baca Juga :  Peserta Festival Kopi Sumedang Banjir Pesanan

Tak hanya pesanan dari Bandung dan Sumedang, kata warga Dusun Karasak Desa Cisempur ini, pesanan bonsai juga dari luar pulau jawa. Dengan memanfaatkan media sosial dan akun FB dan instagramnya, dalam sebulan tak kurang dari 100 bongsai laku terjual.

“Alhamdulillah tidak ada proses menghianati hasil. Kalau kita sungguh sungguh dan tekun insya allah akan sukses,” tandasnya.