INISUMEDANG.COM – Pangeran Angkawijaya yang bergelar Prabu Geusan Ulun atau Pangeran Kusumadhinata II sebelum diangkat menjadi raja. Beliau dikirim ke Kerajaan Pajang yang berpusat di Jawa Tengah sebagai kelanjutan Kesultanan Demak untuk menimba ilmu agama dan ketatanegaraan.
Pangeran Angkawiajaya merupakan anak dari Nyi Mas Ratu Inten Dewata Atau Ratu Pucuk Umun yang menikah dengan Pangeran Kusumadhinata I.
Nyi Mas Ratu Inten Dewata merupakan anak dari Nyimas Ratu Patuakan atau Sintawati yang menikah dengan Sunan Corenda. Putra Sunan Parung cucu dari Prabu Raja Dewata alias Prabu Siliwangi.
Sedangkan Pangeran Kusumadhinata (Pangeran Santri) putra Pangeran Pamalekeran atau Dipati Teterung, putra Aria Damar Sultan Palembang masih keturunan Kejaraan Majapahit. Ibu Pangeran Pamalekeran Ratu Martasari atau Nyi Mas Ranggawulung keturunan Sunan Gunung Jati.
Kalau dirunut lebih jauh. Pangeran Santri adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman atau yang dikenal sebagai Sunan Panjunan, masih cicit Syekh Datuk Kahfi.
Dikutip IniSumedang.Com dari berbagai sumber. Pada masa pemerintahan Ratu Pucuk Umum dan Pangeran Santri, ibu kota Kerajaan Sumedang Larang dipindahkan dari Ciguling ke Kutamaya. Masa kepemimpinannya 48 tahun yaitu pada 1530 – 1578 M.
Dari pernikahan keduanya mempunyai 6 putra. Yaitu Pangeran Angkawijaya, Kyai Rangga Haji, Nyai Demang Watang, Santowaan Wirakusumah, Santowaan Cikeruh dan Santowaan Awiluar.
Kerajaan Pajang merupakan sahabat baik bagi Kejaraan Cirebon, Banten dan Sumedamg Larang. Kalau dari Cirebon mengirimkan Panembahan Ratu untuk berguru ke Pajang, sementara dari Sumedang Larang mengirimkan Raden Angkawijaya untuk menuntut ilmu tentang Agama Islam dan Ketatanegaraan.
Pangeran Angkawijaya menimba ilmu dikerajaan Pajang selama 5 tahun, dan ditempat inilah putra mahkota Sumedang Larang terpaut hatinya pada seorang gadis keturunan Madura yaitu Harisbaya. Dan disini pula mereka berdua menyatukan hati untuk saling mencintai dan berikrar untuk sehidup semati.