INISUMEDANG.COM – Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun sebelum dinobatkan menjadi Raja Sumedang Larang beliau menimba ilmu dulu di Kerajaan Pajang.
Pangeran Angkawijaya selama 5 tahun berada di Pajang. Selain ilmu agama ia juga belajar tentang ketatanegaraan dan strategi perang.
Dan ditempat ini pula pangeran Angkawijaya bertemu dengan harisbaya dan kedua nya mengikat sumpah sehidup semati walaupun takdir berkehendak lain.
Asal mula Kerajaan Pajang adalah penerus kerajaan Demak. Dan Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Para ahli memperkirakan Demak berdiri pada tahun 1500.
Letak kerajaan berada di Bintoro, yakni di dekat muara sungai Demak. Pusat kerajaan terletak di antara pelabuhan Bergota dan Jepara, Raja-raja yang memerintah di Demak antara lain Raden Fatah sebagai pendiri sekaligus raja pertama, Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Sunan Prawoto.
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Fatah yang memerintah pada tahun. 1500-1518. Pengangkatan Raden Fatah menjadi sultan dipimpin langsung oleh Sunan Ampel. Pada masa pemerintahannya, agama Islam mengalami perkembangan yang sangat pesat karena gencarnya gerakan dakwah para wali.
Awal Mula Kerajaan Pajang Diawali Jatuhnya Kerajaan Demak Oleh Joko Tingkir Yang Bergelar Sultan Hadiwijaya
Berdirinya kerajaan Demak dilatarbelakangi oleh melemahnya pemerintahan kerajaan Majapahit dan mulai menguatnya pengaruh Islam di tanah Jawa. Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kerajaan Demak meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi, serta beberapa daerah di Kalimantan.
Raden Fatah bergelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayyidin Panatagama. Pada tahun 1511, ketika Kerajaan Malaka diserang oleh Portugis, Raden Fatah mengirimkan bantuan militer yang dipimpin oleh Pati Unus (putra Raden Fatah). Hanya saja, usaha tersebut tidak berhasil dan Malaka jatuh ke tangan Portugis.
Raden Fatah meninggal pada tahun 1518. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Demak dilanjutkan oleh Pati Unus selama empat tahun. Ia meninggal pada tahun 1522 dalam usahanya mengusir Portugis dari Malaka. Pemerintahan dilanjutkan oleh adiknya, yakni Sultan Trenggono. la diangkat oleh Sunan Gunung Jati dan bergelar Sultan Ahmad Abdul Arifin.
Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono. Pada awal masa pemerintahan Sultan Trenggono mengirimkan Fatahillah dan pasukannya ke Banten.
Dengan bantuan pasukan Cirebon, Demak berhasil menaklukkan Banten dan Pajajaran. Wilayah kekuasaan kerajaan Demak pun semakin luas. Begitu pula Islam berkembang di seluruh penjuru kekuasaannya.
Pada tahun 1546, Sultan Trenggono wafat. Sejak saat itu. Kerajaan Demak mulai mengalami kemunduran akibat terjadinya perebutan tahta kerajaan.
Perebutan itu dimulai dari terbunuhnya Sunan Prawoto dan Sultan Hadiri oleh Ario Penangsang yang merasa lebih berhak atas tahta kerajaan Demak. Namun, usaha Ario Penangsang untuk menguasai kerajaan Demak dihalangi oleh Joko Tingkir yang merupakan menantu Sultan Trenggono.
Berkat dukungan Ki Gede Pemanahan dan Ki Penjawi, Joko Tingkir berhasil membunuh Ario Penangsang. Tahta Kerajaan Demak pun jatuh ke tangan Joko Tingkir.
Setelah menjadi raja, Joko Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Ia kemudian memindahkan pusat kerajaan dari Demak ke Pajang. Walaupun sudah menjadi kerajaan baru, Kerajaan Pajang masih mengakui sebagai penerus Kerajaan Demak.