Ini Alasan Kenapa Tak Boleh Menabuh Bedug di Gunung Cibedug Cibugel Sumedang

Gunung Cibedug Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel Sumedang

INISUMEDANG.COM – Teka-teki kenapa tak boleh menabuh bedug di Dusun Cibubut Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel Sumedang terungkap. Meskipun hanya mitos, namun warga sekitar meyakini jika ingin selamat lebih baik tidak menabuh bedug dari pada mengambil resiko.

Ii Mariah salah seorang warga Dusun Cibubut RT 03 RW 05 Desa Jayamekar Kecamatan Cibugel yang mengaku pernah melihat si belang (Macan). Konon, ada empat jenis macan yang menghuni gunung Cibedug itu. Pertama macan harimau (loreng hitam dan kuning), kedua harimau loreng putih dan abu, ketiga macan kumbang (hitam pekat), dan ke empat macan tutul.

Menurut cerita orang tuanya dari mulut ke mulut. Kenapa tak boleh menabuh bedug, karena khawatir bisa membangunkan macan (si belang) itu.

Ini Baca Juga :  Pojok UMKM Go Digital Desa Margamekar Diresmikan

Meskipun pada malam malam tertentu keempat jenis macam tersebut suka menampakan diri kepada orang tertentu. Namun tak semua warga bisa melihatnya.

“Waktu SD pernah melihatnya, waktu itu macan hitam (macan kumbang) namun tidak melukai, hanya menggeram saja dan mulutnya terbuka lebar. Macan itu hanya keliling kampung saja,” ujarnya.

Si Belang Jadi Alasan Kenapa Tak Boleh Menabuh Bedug

Menurut Ii, hingga saat ini usianya yang telah menginjak 56 tahun belum pernah melihat si belang lagi, tapi jika mendengar suara gauman sering. Alasan itulah kenapa warga kampung disini enggan menabuh bedug.

“Mulai tajug hingga masjid gak ada bedug maupun kohkolnya. Jadi gak mungkin ada suara bedug, karena sangat dilarang tokoh adat setempat,” paparnya.

Dia menceritakan kisah turun temurun dari orang tuanya, pernah ada warga Ciwidey Bandung yang akan membabat hutan di sekitar Gunung Cibedug, untuk ditanami teh, malamnya ada kejadian menegangkan. Dimana puluhan hewan ternak mati mendadak bahkan ada yang dimakan tinggal setengahnya. Peristiwa itu pun berdampak kepada warga sekitar yang semakin yakin masih ada mahluk buas yang tak kasat mata.

Ini Baca Juga :  Misteri Batu Keramat di Dayeuhluhur Sumedang, Bisa Mengangkatnya, Maka Ini Ganjarannya

“Tapi kalau sama warga sekitar tidak mengganggu dan tidak apa apa ketemu juga. Paling hanya sekedar menggaum dan menyorotkan matanya yang tajam,” ujarnya.

Ditanya apa hubungannya antara makom (Patilasan) Syeh Jafar Sidik dari Cibiuk Limbangan Garut dengan sosok empat macam itu, dirinya tak berani menduga duga. Hanya saja, kaitan tidak boleh menabuh bedug erat kaitannya dengan gunung itu tempat istirahat (bertapa) Syeh Jafar Sidik. Sehingga takut menganggu kekhusuan Syeh Jafar Sidik yang dikenal sebagai Sunan Haruman itu.

Ini Baca Juga :  Menakjubkan! Eksplorasi Keindahan Alam dan Sejarah Taman Wisata Goa Sunyaragi di Cirebon, Jawa Barat

Seperti diketahui, Syeh Muhamad Jafar Sidik adalah seorang tokoh penyebar Islam di Garut, Jawa Barat. Syaikh Muhammad Ja’far Shidiq Cibiuk hidup satu perjuangan dengan Syekh Abdul Muhyi Pamijahan Tasikmalaya dan Syaikh Maulana Mansur Banten.

Syekh Ja’far Sidiq dimakamkan di Gunung Haruman Cibiuk dan nama Haruman ini kemudian jadi nama lain Syekh Ja’far Sidiq, Sunan Haruman. Namun masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Embah Wali Cibiuk.

Menurut riwayat, Syekh Ja’far Sidiq ini bersahabat baik dengan Syaikh Abdul Muhyi Pamijahan dan Syekh Maulana Mansur Banten, bahkan persahabatan Syekh Ja’far Sidiq dengan Syekh Maulana Mansur tergambar jelas dari gaya arsitektur bangunan masjid yang bernama Masjid Agung Syaikh Ja’far Shiddiq.