INISUMEDANG.COM – Beberapa Ikan Dewa yang dikeramatkan di Balong Cibulan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat dikabarkan mati massal secara mendadak, Rabu 31 Agustus 2022.
Ikan yang dikeramatkan ini, diyakini merupakan jelmaan dari Prajurit Kerajaan Padjajaran yang dikutuk oleh Prabu Siliwangi karena membangkang.
Berdasarkan video yang diunggah di Instagram oleh akun @kuninganendah tampak beberapa orang sedang menguburkan sejumlah ikan yang dikeramatkan itu dengan menggunakan kain kapan yang biasa digunakan untuk mengubur jasad manusia.
“Beberapa ikan dewa (kancra bodas) yang dikeramatkan di Balong Cibulan mati massal secara mendadak,” tulis akun tersebut.
Unggahan tersebut sontak saja mendapatkan beberapa komentar dari sejumlah warganet yang menanyakan penyebab kematian Ikan yang dikeramatkan itu.
Ada cerita menarik dibalik kemunculan Ikan Dewa (Kancra bodas) yang dikeramatkan oleh warga, karena dipercayai merupakan jelmaan dari para prajurit Kerajaan Padjajaran yang dikutuk oleh Prabu Siliwangi.
Dilansir dari IniSumedang.Com edisi sebelumnya, di Objek Wisata Cibulan Kuningan ini, terdapat Petilasan dari Prabu Siliwangi yang merupakan Raja dari Kerajaan Pajajaran.
Selain petilasan Prabu Siliwangi, di tempat Wisata Objek Cibulan ini terdapat Tujuh Sumur Cibulan yang dipercaya memiliki berkah.
Obyek Wisata Cibulan merupakan Obyek Wisata alam yang dilengkapi dengan kolam renang yang cukup besar.
Selain itu terdapat juga permandian alami berupa tujuh buah sumur yang dipercaya membawa berkah dan petilasan dari Prabu Siliwangi, ditambah kolam Ikan Dewa yang jinak dan bersahabat.
Ada mitos atau legenda yang berkembang di Masyarakat, jika Ikan Dewa ini merupakan jelmaan dari prajurit Padjajaran yang tidak taat kepada Sang Raja Prabu Siliwangi.
Berikut legenda atau kisah Ikan Dewa di Objek Wisata Cibulan Kuningan yang dirangkum dari berbagai sumber.
Menurut kisah atau legenda yang berkembang di Masyarakat Desa Manis Kidul serta masyarakat Kuningan, Ikan Dewa yang ada di Kolam Cibulan ini konon dulunya adalah prajurit-prajurit yang membangkang atau tidak setia pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi.
Berdasarkan cerita prajurit-prajurit pembangkang itu, dikutuk oleh Prabu Siliwangi sehingga menjadi ikan. Konon ikan-ikan dewa ini dari dulu hingga sekarang jumlahnya tidak berkurang maupun bertambah.
Keanehan lainnya, jika kolam tersebut dikuras, maka ikan-ikan Dewa akan hilang entah ke mana. Akan tetapi ketika kolam diisi air kembali, Ikan Dewa ini akan kembali lagi dengan jumlah seperti semula.
Terlepas dari benar atau tidaknya legenda itu sampai saat ini tidak ada yang berani mengambil ikan ini karena ada kepercayaan bahwa barang siapa yang berani mengganggu ikan-ikan tersebut akan mendapat kemalangan.
Sementara menurut versi lainnya, kata Dewa yang dimaksud bukan Dewa dalam mitologi, melainkan merupakan singkatan dari kata : “GEDE dan DAWA” alias Besar dan Panjang.
Ikan kancra bodas (kancra putih) yang sering disebut Ikan Dewa memiliki nama ilmiah ” Tor douronensis “. Ikan Dewa memiliki badan yang besar dan memiliki panjang sekitar 60 centimeter, memiliki sisik yang besar dan kepalanya mirip banget dengan ikan mas, dan jika dilihat postur dari Ikan Dewa yang cukup panjang ini, mirip juga dengan Ikan Arwana.
Sementara Nama Cibulan sendiri, berasal dari Bahasa Sunda yaitu “Cai Katimbulan’, dimana dalam Bahasa Sunda kata Cai berarti Air sedangkan Katimbulan berarti muncul atau Timbul. Sehingga Cibulan bila diartikan yaitu “Air yang muncul atau timbul.”
Di Objek Wisata Cibulan sendiri, terdapat Tujuh Sumur atau mata air di Cibulan, yang sering dijadikan sebagai tempat berziarah terutama pada malam Jum’at Kliwon, terutama selama bulan Maulud (Mulud) dalam penanggalan tahun Hijriah.
Para peziarah percaya apabila pada hari itu tujuh mata air ini bisa menjadi wasilah (perantara) dan menjadi berkah.