INISUMEDANG.COM – Hypervigilance merupakan kondisi yang ditandai oleh tingkat kewaspadaan yang berlebihan dan berlangsung secara terus-menerus, bahkan tanpa adanya ancaman yang serius. Biasanya, hypervigilance terkait dengan gangguan mental seperti gangguan kecemasan, PTSD, paranoid, demensia, dan skizofrenia. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai hypervigilance dan perbedaannya dengan kondisi paranoid, serta opsi penanganan yang tersedia.
Seseorang yang mengalami hypervigilance dapat mengalami berbagai gejala fisik, emosional, dan perilaku ketika berada dalam situasi yang dianggap berpotensi berbahaya, meskipun sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang. Gejala ini sering kali mirip dengan fobia atau serangan panik, termasuk keringat berlebihan, detak jantung yang cepat, pernapasan yang terburu-buru, kecemasan, ketakutan, kesulitan tidur, dan keinginan untuk melarikan diri.
Penting untuk memahami perbedaan antara hypervigilance dan kondisi paranoid. Orang yang paranoid cenderung memiliki delusi dan selalu curiga terhadap orang lain. Sementara itu, individu dengan hypervigilance lebih cenderung khawatir terhadap apa yang mungkin terjadi pada diri mereka sendiri tanpa selalu mencurigai orang lain.
Ada beberapa pendekatan penanganan yang dapat membantu mengatasi hypervigilance. Terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT), terapi paparan, dan terapi Eye Movement Desensitization and Reprocessing (EMDR) merupakan beberapa contoh terapi yang efektif. Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan seperti antidepresan, beta-blocker, obat penenang, atau antipsikotik tergantung pada gejala yang dialami oleh penderita. Selain itu, melibatkan diri dalam aktivitas yang menenangkan seperti mendengarkan musik, yoga, dan berbicara dengan orang terdekat juga dapat membantu mengatasi hypervigilance.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu dapat merespons penanganan secara berbeda, oleh karena itu, penting bagi penderita untuk berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan mental terkait penanganan yang sesuai. Jika gejala tidak membaik atau bahkan memburuk, penting untuk segera berkonsultasi kembali dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Dalam menghadapi hypervigilance, kesabaran dan dukungan dari orang-orang terdekat juga sangat penting. Menyediakan lingkungan yang aman dan mendukung serta memperhatikan kebutuhan mental dan emosional penderita dapat membantu mereka dalam mengatasi kondisi ini.
Dalam kesimpulan, hypervigilance adalah kondisi di mana seseorang memiliki tingkat kewaspadaan yang berlebihan dan berlangsung terus-menerus.