Berita  

Hukum Berhubungan Suami Istri Saat Ramadan? Simak Tata Caranya

INISUMEDANG.COM – Selama bulan Ramadan seluruh umat muslim diwajibkan menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu baik nafsu amarah maupun nafsu syahwat. Seorang yang puasa juga wajib menahan pandangan dan pendengaran serta perbuatan yang mengarah ke batal puasa. Selama itu pula, pasangan suami istri tidak diperbolehkan berhubungan badan disiang hari selama bulan puasa Ramadan.

Lalu, kapan waktu yang tepat berhubungan intim saat puasa, yang disunahkan dan baik secara kesehatan. Simak ulasannya.

Allah SWT memberikan keringanan kepada pasangan suami-istri untuk melakukan hubungan seksual di malam hari selama bulan Ramadan. Terdapat dalam QS Al Baqarah ayat 222.

Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan kamu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.”

Ini Baca Juga :  Pemilihan PAW Kades Cimanggung Sumedang Digelar 30 Oktober 2023, Tiga Calon Siap Beradu

  1. Niatkan untuk Ibadah

Di bulan Ramadan, setiap amalan yang diniatkan sebagai ibadah akan mendapat pahala berlipat-lipat. Demikian pula dengan hubungan suami istri. Melakukan hubungan intim dengan pasangan yang halal juga akan mendapat pahala. Lipatgandakan pahalanya dengan meniatkannya sebagai ibadah dan bukan pelampiasan nafsu semata.

  1. Mandi Junub Sebelum Memasuki Subuh

Setiap muslim diwajibkan mandi junub setelah melakukan hubungan suami istri, baik di bulan puasa atau bulan lainnya. Mandi junub dilakukan untuk membersihkan tubuh dari hadas besar, supaya bisa kembali melakukan ibadah seperti shalat dan puasa dengan lancar.

  1. Mandi lah dengan air hangat

Mandi junub dengan air hangat bisa membantu membuat tubuh segar kembali dan siap untuk beribadah lagi. Jangan lupa untuk mandi junub sebelum azan subuh berkumandang supaya puasa Anda tidak batal.

Ini Baca Juga :  Tempat Ngabuburit Keren di Pesisir Waduk Jatigede Sumedang
  1. Atur Waktu yang Tepat

Sepakati bersama kapan waktu terbaik untuk melakukan hubungan intim. Apakah setelah berbuka puasa, setelah shalat tarawih atau di waktu sahur. Saran dari para pakar di atas juga bisa dijadikan pertimbangan.

  1. Makan makanan bergizi

Agar tubuh tetap fit dan stamina terjaga selama berpuasa, asupan makanan saat sahur dan berbuka juga harus diperhatikan. Makanan bergizi seimbang bisa membantu menjaga tubuh tetap bugar, jangan lupa lakukan olahraga ringan menjelang waktu berbuka puasa.

Saran Pakar Seks Dr. Boyke Dian Nugraha SpOG

Sementara itu, menurut pakar seks, Dr. Boyke Dian Nugraha SpOG memberi saran pada suami istri, agar keintiman tetap terjaga selama bulan puasa. Usahakan suami membantu istri melakukan pekerjaan rumah setelah berbuka puasa. Supaya istri tidak kelelahan dan tetap ada gairah untuk bercinta. Terutama jika suami istri hanya tinggal berdua saja.

Ini Baca Juga :  Cegah Minyak Murah Langka, Disdagin Mulai Tambah Pasokan di 3 Pasar

Dr. Boyke sendiri menyarankan untuk berhubungan intim antara pukul 3 pagi hingga jam setengah empat. Baru dilanjutkan dengan sahur dan shalat subuh. Tentunya dengan mandi junub terlebih dulu.

Dr Boyke juga menyarankan agar hubungan seks di bulan Ramadan dilakukan sesuai kesepakatan bersama. Menentukan kapan dan dimana akan bercinta seharusnya bisa dibicarakan dan disepakati oleh suami istri. Agar bisa menyiapkan energi dan gairah untuk melakukannya.

Lalu, bagaimanakah jika ada pasangan suami istri yang terlanjur melakukan hubungan seks pada siang hari?

Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lantas berkata, “Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadan.

Beliau bersabda, “Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan.” Dijawab oleh laki-laki itu, “Aku tidak mampu.”

Beliau kembali bersabda,
“Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut.” Dijawab lagi oleh laki-laki itu, “Aku tak mampu.” Beliau kembali bersabda, “Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin.” (HR. Bukhari).