Hingga Maret 2024, Demam Berdarah di Sumedang Tembus 992 Kasus

Foto: Plh Pj Bupati Sumedang Tuti Ruswati

INISUMEDANG.COM – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumedang di tahun 2024 mulai dari bulan Januari hingga Maret tercatat sebanyak 992 kasus.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumedang, dari jumlah 992 kasus, angka kematian di bulan Januari 2024 sebanyak 2 orang, dan jumlah kematian akibat DBD itu bertambah 1 orang pada bulan Maret 2024 kemarin.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan dari tahun 2023 sebelumnya, yang kasusnya mencapai 1.308 kasus dengan angka kematian sebanyak 2 kasus.

Ini Baca Juga :  Besok, Pendaftaran Anggota Pantarlih Pemilu 2024 Dibuka, Cek Nih Gaji dan Tugasnya

Plh Pj Bupati Sumedang Tuti Ruswati mengatakan, dengan jumlah tersebut, tentu harus menjadi perhatian dan fokus bersama dari seluruh jajaran masyarakat dari mulai aparat desa, kecamatan dan kabupaten untuk bersama-sama atau mengendalikan penyakit DBD ini dimulai dari pemberantasan sarang nyamuk.

Untuk itu, lanjut Tuti, sebagai bentuk kewaspadaan terhadap peningkatan jumlah kasus DBD, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang melakukan upaya-upaya pengendalian secara berkesinambungan untuk meminimalisir kasus tersebut.

“Berbagai upaya kita lakukan, seperti, melaksanakan Kerja Bakti Massal (KBM) dengan fokus pada upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara serentak di wilayah masing-masing dimulai serentak pada hari Jumat tanggal 19 April 2024 pukul 08.00 WIB ini,” kata Tuti, Jumat 19 April 2024.

Ini Baca Juga :  Diduga Korsleting Listrik, Rumah Semi Permanen di Sumedang Terbakar

Lebih lanjut Tuti berharap, PSN dapat dilakukan secara berkala pada setiap hari Jumat, dengan melibatkan seluruh masyarakat, pegawai, karyawan, organisasi masyarakat, kader kesehatan, maupun sumber daya lainnya yang ada di wilayah kerja dan seluruh masyarakat Kabupaten Sumedang.

“Khusus di lingkungan pendidikan formal dan nonformal Kegiatan PSN juga dilakukan
dengan menggerakkan seluruh tenaga pendidik dan siswa untuk berpartisipasi. PSN antara lain melakukan pemantauan jentik terhadap tempat-tempat penampungan air, serta barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tampungan air, serta menguras tempat penampungan air yang ditemukan jentik,” tuturnya.

Ini Baca Juga :  Memasuki Musim Liburan Omzet Penjualan Ubi Cilembu Kembali Menggeliat

Selain itu, Tuti juga meminta untuk pelaksanaan fogging harus berdasarkan indikasi dan tidak sembarang melakukan fogging karena fogging bukan solusi yang paling utama.

“Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya terutama dari genangan-genangan air yang dapat menyebabkan nyamuk DBD berkembang biak,” harapnya.