Gagal Panen Akibat Cuaca Ekstrim, Petani Hortikultura Mengeluh

Andes Indra Perdana, S. Hut., MM.

INISUMEDANG.COMPetani Hortikultura dimusim penghujan yang saat ini ekstrim, mayoritas mengalami gagal panen, sementara di pasaran harga cabai melambung, realita harga jual di petani masih normal.

Menurut Kepala UPTD PKP Tanjungmedar pada Dinas Pertanian Kab. Sumedang Andes Indra Perdana, S. Hut., MM. Mengatakan, Kaitan gagal panen pada petani disebabkan tanaman cabai sangat rentan terserang penyakit.

“Penyakit pada cabai yang banyak ditemui ketika musim hujan adalah patek (busuk buah/antraknosa). Patek ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp. Jamur ini berkembang pesat pada lingkungan yang lembab dan basah”. Ujarnya.

Ini Baca Juga :  Butuh Tempat Untuk Seminar atau Nobar Gratis di Sumedang? Nih Ada CIHOSPACE Solusinya

Maaih menurut Andes, untuk gejala buah cabai yang membusuk, baik itu yang masih muda ataupun sudah matang merupakan gejala serangan lalat buah atau bisa juga terkena penyakit busuk buah antraknosa.

“Serangan berat lalat buah terjadi pada musim hujan karena bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh cendawan sehingga cabai yang terserang menjadi busuk,” Jelaanya melalui pesan WA Sabtu (11/12/21).

Disebutkan Andes, pengendalian yang dapat dilakukan, pertama, pemusnahan cabai terserang agar tidak menyebar ke cabai yang sehat. Kemudian kedua melakukan rotasi tanaman untuk memutus siklus hidup OPT, Ketiga memasang perangkap lalat buah sederhana dengan araktan metil eugenol (ME). Keempat, pengendalian secara kimiawi juga dapat dilakukan apabila dirasa cara-cara pengendalian lainnya tidak dapat menekan populasi hama.

Ini Baca Juga :  Diikuti Puluhan Peserta, bjb PESATkan UMKM di Medan Berlangsung Sukses dan Meriah

“Pestisida yang digunakan harus efektif, terdaftar dan sesuai anjuran. Gejala serang busuk buah antraknosa juga tidak jauh berbeda. Pencegahannya dapat dilakukan dengan membersihkan lahan dan tanaman yang terserang agar tidak menyebar serta melakukan seleksi benih atau menggunakan benih cabai yang tahan penyakit ini. Hal tersebut karena penyakit buah antraknosa termasuk patogen tular benih,” ujarnya.

Sementara, kata Andes, dirinya menghimpun informasi dari para petani di wilayahnya kaitan harga jual dari petani ke penyalur/bandar untuk harga Cabe Rawit Rp 25.000 – Rp 30.000, Cabe Kriting Rp.25.000- Rp 30.000, Cabe Inul diatas 50.000.

Ini Baca Juga :  Yuk Buruan Menabung di bank bjb, Ada Hadiah Langsung dari Logam Mulia hingga Sepeda Motor

“Ini data sementara, beda hal yang terjadi di pasar harga cabai melambung, petaninya gagal panen harga jual masih normal”. Ucapnya.

Seperti diketahui pada pemberitaan sebelumnya bahwa pasar inpres Sumedang harga cabe rawit mengalami kenaikan Rp.48 ribu rupiah/kg, dan harga cabe domba Rp.65 ribu rupiah/kg.