Fakta Unik Adat Dusun Malandang Sumedang Mirip Adat Suku Baduy Banten

Fakta Unik Dusun Maladang
Ilustrasi: Poto Tangkapan Layar suku Baduy

INISUMEDANG.COM – Malandang merupakan nama Dusun di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Fakta unik Dusun Maladang tersendiri yang hampir mirip dengan adat budaya suku Baduy Kabupaten Lebak Banten.

Fakta unik Dusun Maladang ini belum banyak dikenal masyarakat Sumedang, kata sesepuh warga Dusun Malandang Aki Dako, padahal nama Malandang muncul sejak Kerajaan Sumedang Larang dibawah pengaruh Kerajaan Mataram.

Nama Malandang, lanjutnya, adalah menghormatan kepada leluhur Eyang Buyut Malandang yaitu Rd. Agus Salam Cakrakusuma putra Rd. Kartadibrata Kusumahdinata IV keturunan Raja Sumedang Larang yang kental menjaga tradisi Adat budaya.

Sampai saat ini, warga Dusun Malandang pegang teguh adat budaya leluhur sebagai kearifan lokal yang tidak boleh dilanggar karena jika dilanggar akan mendapat malapetaka.

Ini Baca Juga :  Sumedang, Hari ini 15 Orang Konfirmasi Positif Baru

“Kearifan lokal itu seperti ditunjukan suku Baduy. Pegang teguh kepada leluhurnya, Sunda Wiwitan yang melarang keras merusak alam hingga hidupnya menyatu dengan alam. Kesederhanaan hidup suku Baduy disesuaikan dengan tradisi adat budayanya, “ujar Aki Dako di Dusun Malandang, Selasa kemarin (8/2/2022).

Fakta Unik Dusun Maladang Yaitu Adanya Tradisi Ngikis

Begitu pula dengan warga Dusun Malandang, yaitu tradisi ngikis. Selain diharuskan melastikan alam, warga juga harus menjaga kebersihan lingkungan terutama area makam situs eyang buyut Malandang.

“Sejak ratusan lalu, tradisi Dusun Malandang yang tidak boleh dihuni lebih dari 40 KK, Jika lebih, harus ada yang keluar (pindah). Tradisi itu disebut pamali (tabu), sebab bila tradisi itu dilanggar, maka akan mendatangkan musibah,” ungkapnya.

Ini Baca Juga :  Kisah Patung Prasasti Cadas Pangeran Sumedang Disebut Bukan Dengan Daendels Tapi Dengan Raffles

Pamali ini juga berlaku kepada salah satu nama bumbu masak yaitu daun Salam. Warga Malandang tidak boleh menyebut daun Salam, harus nyebut daun Kopo. Sebab bila menyebut kata salam, artinya tidak sopan kepada leluhurnya yaitu Rd. Agus Salam.

Fakta unik kearifan lokal warga Dusun Malandang ini, katanya, belum tersentuh dalam sejarah Sumedang. Padahal merupakan salah satu hasanah kekayaan Sumedang sebagai peuser budaya.

Mengenal Adat Tradisi Suku Baduy

Dikutip YouTube CNN, orang Baduy menyebut diri urang Kanekes, bermukim di kaki gunung Kendeng Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Banten.

Hingga saat ini, masyarakat Baduy masih memegang kuat konsep Pikukuh yaitu aturan adat yang banyak pantangan (larangan) ketat. Dari mulai cara hidup hingga cara membikin rumah adat yang tidak boleh keluar dari Pikukuh.

Ini Baca Juga :  DPRD Sumedang Bentuk Dua Pansus, Untuk Bahas Tujuh Raperda

Menurut suku Sunda Banten ini (Baduy), alam wilayah pemukimannya dipercaya merupakan titipan (wasiat) nenek moyangnya sehingga harus dipelihara dan dijaga kelestariannya.

Suku Baduy Jero (dalam) masih menjunjung kepercayaan animisme Sunda Wiwitan yaitu kedekatan dengan leluhurnya yang masih keturunan Batara Cikal, salah satu dewa yang diutus ke bumi.

Obyek kepercayaan terpenting bagi suku Baduy adalah Arca Domas, yang lokasinya dirahasiakan karena dianggap paling sakral. Acara pemujaan sering dilakukan dipimpin seorang Pu’un yaitu ketua adat tertinggi.