INISUMEDANG.COM – Emosi atau Marah Saat Puasa Ramadan? Saat Bulan Ramadan ini, umat Muslim yang beriman akan melakukan ibadah puasa supaya menjadi pribadi yang bertakwa.
Ketika sedang menjalankan ibadah berpuasa, shoim (orang yang berpuasa) tidak hanya menahan lapar dann haus dengan tidak makan dan minum di siang hari.
Umat Muslim beriman yang berpuasa ramadan juga harus mampu mengendalikan emosi agar tidak membatalkan pahala puasa.
Salah satu yang dapat membatalkan pahala puasa yakni dengan tidak dapatnya seorang shoim menahan emosi marah. Puasanya tidak batal namun hanya akan mendapatkan ganjaran lapar dan haus belaka.
Maka itu, Shoim harus membekali diri dengan sabar dan berbagai cara lainnya agar tetap berkepala dingin dan tenang, meski mungkin menghadapi hal yang menyulut emosi marah dalam beraktivitas.
Cara-cara ini bisa Anda lakukan begitu mendapati hal yang memicu emosi Anda. Akan lebih baik apabila Anda sedari awal menghindari hal-hal atau situasi ataupun apa pun yang berpotensi memicu emosi Anda.
Berikut beberapa cara mengontrol emosi marah saat puasa Ramadhan, seperti dilansir dari klikdokter.com
Cara Mengontrol Emosi Marah saat Berpuasa
Emosi atau Marah Saat Puasa Ramadan? Ini 5 Cara Mengontrolnya
1. Berwudu dan ganti posisi
Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan, seorang Muslim tidak hanya dituntut untuk bisa menahan lapar dan haus, tetapi juga meredam rasa marah. Melansir islamreligion.com via Klikdokter, satu diantara cara menahan marah yang dituntunkan oleh Islam adalah dengan berwudu.
Jika Anda merasa marah atau emosi bergejolak karena suatu hal, disarankan untuk berwudu. Air yang mengalir mengenai wajah, tangan, kepala dan kaki akan menyalurkan perasaan sejuk ke seluruh tubuh sehingga rasa marah yang membakar bisa padam.
Selain itu, perhatikan pula posisi Anda. Apabila keinginan marah timbul saat Anda berdiri, Anda disarankan untuk duduk. Dan ketika rasa marah itu masih ada saat Anda duduk, berbaringlah sejenak. Mengubah posisi seperti itu dipercaya bisa menenangkan diri dan menurunkan gejolak emosi.
2. Diam dan hindari pemicunya
Jika ada sesuatu yang menyinggung dan membuat Anda naik pitam, jangan langsung merespons balik dengan kata-kata yang kejam. Coba berdiam diri dulu dan berikan waktu bagi tubuh serta pikiran untuk meredakan amarah dengan sendirinya.
Ketika diam, Anda bisa sambil menarik napas dalam untuk meredakan emosi. Setelah itu, ambillah jarak dari sumber penyebab kemarahan. Makin Anda dekat dengan sumber api, makin sulit Anda meredakan emosi.
3. Berpikir sebelum bicara
Jangan pernah merespons apa pun ketika kondisi emosi Anda sedang tidak stabil. Pikirkan dulu apa yang akan Anda katakan agar tidak menjadi bumerang yang justru merugikan diri Anda sendiri.
Biasanya, kata-kata yang sudah dipikirkan dengan lebih masak akan lebih “mematikan” sehingga orang yang membuat Anda marah itu akan terdiam dan tidak bisa membalas lagi. Namun, atur nada bicara dan jangan pakai umpatan!
4. Lakukan aktivitas fisik ringan sejenak
Beraktivitas fisik ringan baik untuk mengendalikan emosi. Kegiatan tersebut dianjurkan untuk mengurangi stres yang dapat berujung pada perasaan marah.
Coba berjalan kaki sebentar ke luar rumah atau gedung kantor, berkeliling dan lihatlah pemandangan sekitar.
Akan lebih baik lagi jika ada alat olahraga di rumah Anda, misalnya treadmill atau samsak tinju. Anda bisa meluapkan emosi dengan menggunakan alat olahraga tersebut.
Namun, ingat, tidak perlu berolahraga terlalu keras. Bisa-bisa bukan marah yang membatalkan puasa, melainkan rasa haus karena terlalu lelah.
5. Dengarkan lagu dan coba tidur
Pasang earphone dan pergilah ke tempat yang cukup tenang. Jika keadaannya memungkinkan, tidurlah sebentar.
Tidur dapat memperbaiki suasana hati dan dapat membuat performa tubuh jadi jauh lebih baik. Bila Anda tipikal orang yang selalu membawa wewangian atau aroma terapi, Anda juga bisa mencium wangi tersebut agar kondisi menjadi lebih tenang.