INISUMEDANG.COM – Dalam buku berjudul Ujungberung Serambi Timur Bandung, Anto S. Widjaya menguraikan bahwa terdapat beberapa versi berbeda mengenai asal-usul nama Ujungberung ini, dua di antaranya adalah:
Berdasarkan “Sasakala” atau legenda, yaitu ketika Sangkuriang sedang sibuk membuat perahu sesuai dengan tuntutan Dayang Sumbi, yang tidak lain adalah ibu kandung yang ingin diperistrinya, tentu saja hal ini membuat Dayang Sumbi merasa khawatir.
Untuk menghalangi pekerjaan Sangkuriang yang hampir selesai, ia berlari ke atas bukit dan melambai-lambaikan selendang mayang miliknya, untuk memohon kepada sang surya agar segera terbit.
Ada juga yang menduga tindakan Dayang Sumbi tersebut untuk memberi isyarat kepada para wanita agar segera menumbukkan alu pada lisung sebagai tanda hari telah pagi.
Menyadari pekerjaannya telah gagal karena kesiangan, Sangkuriang pun marah lalu ia menendang perahunya hingga tertelungkup.
Konon perahu itu menjelma menjadi Gunung Tangkuban Perahu, sedangkan selendang mayang milik Dayang Sumbi berubah menjadi Gunung Manglayang.
Tempat akhir dari usaha Sangkuriang dalam mengumbar nafsu untuk mewujudkan keinginannya mempersunting ibunya disebut Ujungberung, yaitu tempat ujungnya ngaberung nafsu atau akhir dari nafsu yang berkobar kobar dalam upayanya mewujudkan permintaan Dayang Sumbi untuk dibuatkan danau raksasa dan perahu dalam waktu semalam sebagai syarat untuk menikahinya.
Versi lainnya berkaitan dengan keberadaan Danau Bandung Purba. Danau Bandung Purba tercipta kira-kira 6000 tahun yang lalu sebagai akibat dari letusan Gunung Tangkuban Perahu.
Letusan tersebut memuntahkan abu dan lava sehingga menyumbat aliran Sungai Citarum Purba dan airnya menggenangi sebagian wilayah Bandung.
Diperkirakan luas Danau Bandung membentang dari timur ke barat (Cicalengka Ujungberung-Padalarang) sejauh 50 kilometer, dan utara ke selatan (Bukit Dago-Soreang-Ciwidey) sejauh 30 kilometer.
Hal ini bisa dibuktikan dengan nama-nama tempat yang dulu dimungkinkan erat kaitannya dengan Telaga Bandung Purba.
Ujungberung Bandung dikaitkan dengan suatu tempat yang menjorok ke laut atau tanjung, misalnya Ujung Kulon, Ujung Pandang.
Di bekas tepian Telaga Bandung sampai kini masih ditemukan nama-nama seperti Tanjungsari, Tanjunglaya, dan sebagainya.
Sumber : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung