INISUMEDANG.COM – Upaya memanfaatkan tempat kosong dan budidaya sayuran tanpa harus menggunakan lahan tanah, Tim PPM dosen SITH-ITB yang terdiri dari Ir. Yeyet Setiawati, M.P., Dr. Ir. Mia Rosmiati, MP., Dr. Ir. Dadang Sumardi, M.P., dan Dr. Ir. Ima Mulyama melakukan Pelatihan Budidaya Sayuran dengan Teknologi Hidroponik Sederhana, Dalam Meningkatkan Kapasitas kelompok wanita tani Raksa Mustika Kecamatan Rancakalong, baru baru ini.
Menurut Ir. Yeyet, selain memberikan pelatihan budidaya sayuran dan hidroponik secara sederhana dan ramah lingkungan, tim PPM Dosen SITH ITB ini juga mengajarkan perakitan instalasi secara sederhana di kelompok Wanita tani Raksa Mustika Rancakalong.
“Ya kegiatan ini dalam rangka program pengabdian masyarakat (PPM) salah satu bentuk tri dharma perguruan tinggi. Kegiatan yang dilakukan yaitu mengenalkan kelebihan system hidroponik sederhana yang bisa dilakukan di daerah setempat. Pembuatan hidroponik wick system dengan menggunakan alat-alat sederhana yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar rumah. Membuat formulasi nutrisi untuk hidroponik, dan Menanam tanaman sayuran yang biasa diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga,” ujarnya.
Hasil yang diperoleh dari budidaya secara hidroponik, lanjut Ir. Yeyet, dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat khususnya Kelompok Wanita Tani dalam pemanfaatan lahan pekarangan yang sempit dan hemat dalam penggunaan air sehingga kelestarian alam tetap terjaga.
“Selain itu hasil budidaya sayuran hidroponik ini dapat dikemas dengan kemasan yang baik dan dapat dipasarkan sehingga dapat meningkatkan jiwa wirausaha sebagai sumber mata pencaharian bagi keluarga petani,” paparnya.
Seperti diketahui, Degradasi modal alam merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan kerusakan terhadap lingkungan. Kegiatan budidaya tanaman sangat tergantung terhadap modal alam khususnya kebutuhan air dan tanah sebagai media yang digunakan untuk budidayanya. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi manusia seringkali menimbulkan masalah yang berhubungan dengan kerusakan lingkungan.
Hidroponik merupakan salah satu inovasi dari sistem pertanian secara non lahan karena dalam kegiatannya tidak menggunakan tanah (soilless) dan dapat menghemat penggunaan air sampai 70%. Beberapa kelebihan budidaya sayuran dengan cara hidroponik dibandingkan dengan cara konvensional adalah lebih cepat menghasilkan, lebih steril dan bersih, dapat ditanam di tempat sempit, tidak mengenal musim, tidak menimbulkan polusi nutrisi terhadap lingkungan, bebas dari gulma.
Serta mudah dikerjakan pada skala kecil seperti keluarga dari mulai remaja sampai orang tua dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan pangan dan gizi bagi masyarakat sekaligus dapat memberikan pemasukan ekonomi jika ditanam dalam skala besar.
Jenis tanaman yang dapat diaplikasikan pada sistem hidroponik skala rumah tangga mencakup berbagai jenis tanaman semusim hortikultura seperti sayuran daun, dan sayuran buah seperti berbagai varietas selada, kubis, pagoda, bayam, kangkung, tomat, cabe dan berbagai jenis tanaman hias seperti bunga-bungaan.
Beberapa jenis tipe hidroponik yang dapat digunakan adalah system sumbu (wick system), sistem irigasi tetes (drip irrigation), system pasang surut (Ebb and flow), system rakit apung (floating raft technique), Hidroponik Talang Landai (NFT–Nutrient Film Technique), Hidroponik Talang Datar (DFT–Deep Flow Technique), hidoponik dengan system kabut (aeroponic) dan hidroponik dengan memelihara ikan (aquaponic).