INISUMEDANG.COM – Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (KK-TK, SITH-ITB) yang diketuai Dr. Ir. Sutrisno, M.Si., IPU dengan anggota Ir. Eka Mulya Alamsyah, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPM dan Dr. Ir. Asep Suheri., MT., IPM memberikan pelatihan bagi Bumdes Cibugel di Desa Cibugel Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.
Dr. Ir. Sutrisno, M.Si., IPU mengatakan pogram PM ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat khususnya mereka yang tergabung dalam BUMDes Cibugel dan umumnya bagi masyarakat di Kecamatan Cibugel. Adapun target dari PM adalah terbentuknya usaha kecil yang dikelola oleh BUMDes Cibugel yang bergerak di bidang pembuatan dan pemasaran produk turunan arang dan cuka bambu pemecahan Masalah.
“Permasalahan utama yang dihadapi oleh BUMDes Cibugel adalah belum mampu berperan sebagai lembaga ekonomi yang mampu meningkatkan pendapatan anggotanya, apalagi berperan sebagai penggerak perekonomian desa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penguasaan teknologi tepat guna dalam mengolah sumberdaya alam yang ada di sekitarnya, termasuk aspek pemasarannya,” ujarnya.
Menurutnya, salah satu sumberdaya alam potensial yang belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di Kecamatan Cibugel umumnya adalah tanaman bambu. Berbagai jenis bambu seperti bambu tali, bambu surat, bambu betung, bambu haur hijau dan bambu haur kuning serta jenis bambu lainnya selain tumbuh alami juga dibudidayakan oleh masyarakat. Salah satu alasan mengapa masyarakat membudidayakan bambu secara turun temurun adalah mudah ditanam, tidak memerlukan perawatan khusus dan dapat cepat dipanen (umur 3-4 tahun).
“Berdasarkan identifikasi di lapangan, permasalahan umum yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya petani di Kecamatan Cibugel terutama adalah belum maksimalnya produktivitas hasil pertanian, palawija dan sayur mayur, khususnya untuk komoditas jagung, kubis dan bawang daun, sehingga pendapatan petani rendah. Kondisi tersebut diperparah dengan munculnya pandemi Covid-19 yang berdampak menurunkan daya beli masyarakat dan memperburuk situasi perekonomian di pedesaan,” ujarnya.
Bahkan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) juga turut merasakan dampaknya, yang ditunjukkan dengan menurunnya produktifitas usaha. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kompas, 27 Maret 2020), setidaknya terdapat 949 pelaku koperasi dan UMKM yang terkena dampak dari pandemi Covid-19.
Di sisi lain BUMDes Cibugel belum mampu berperan sebagai lembaga ekonomi yang mampu meningkatkan pendapatan anggotanya, apalagi berperan sebagai penggerak perekonomian desa. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan penguasaan teknologi tepat guna dalam mengolah sumberdaya alam yang ada di sekitarnya, termasuk aspek pemasarannya.
“Program pengabdian kepada masyarakat (PM) skema penelitian, pengabdian masyarakat dan inovasi (PPMI) tahun 2023 disampaikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan pembentukan usaha skala kecil yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran produk turunan dari arang dan cuka bambu. Adapun sasaran dari program PM adalah BUMDes Cibugel.
Tujuan dan Target Kegiatan,” paparnya.
Akibat keterbatasan penguasaan teknologi tepat guna, khususnya di dalam pengolahan bambu, maka bambu yang dipanen umumnya langsung digunakan sebagai komponen bangunan seperti usuk (kaso) atau komponen mebel (meja, kursi dan lain-lain) atau dijual tanpa diolah terlebih dahulu.
Kendala lain yang dihadapi oleh masyarakat adalah tidak semua jenis bambu laku di pasaran. Sebagai contoh, untuk keperluan sebagai komponen bangunan atau mebel, masyarakat lebih memimilh bambu tali, bambu surat atau bambu betung dibandingkan bambu haur hijau atau bambu haur kuning.
“Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pada tahun 2021-2022 tim PM Dosen Kelompok Keahlian Teknologi Kehutanan (KK-TK) SITH ITB telah melakukan kegiatan pelatihan pembuatan arang dan cuka bambu serta produk turunannya dengan menggunakan bahan baku dari bambu haur hijau, yang selama ini merupakan jenis bambu yang kurang laku di pasaran,” ujarnya.
Selain pelatihan pembuatan arang dan cuka bambu, tim PM juga menghibahkan satu paket alat pembuatan arang dan cuka bambu serta produk turunannya kepada BUMDes Cibugel. Luaran penting dari program PM tahun 2022 adalah BUMDes Cibugel telah mampu menguasai teknologi tepat guna dalam mengolah bambu menjadi arang dan cuka bambu serta produk turunannya.
Sebagai tindak lanjut dari program PM tahun 2022, pada tahun 2023 telah dilakukan pelatihan dan pendampingan pembentukan usaha skala kecil yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran produk turunan arang dan cuka bambu. Selain dipasarkan sebagai sumber pendapatan bagi BUMDes Cibugel, produk yang dihasilkan khususnya arang dan cuka bambu, juga dapat digunakan oleh anggota BUMDes dan masyarakat guna meningkatkan produktivitas hasil pertanian, palawija dan sayur mayur serta usaha di bidang hutan rakyat.
Adapun, beberapa kegiatan yang sudah dilaksanakan pada program PM skema PPMI tahun 2023 meliputi: Penyampaian materi (teori) terkait pembuatan bahan pewarna pangan dari arang bambu, pembuatan handsanitizer dan disinfektan dari cuka bambu, pembuatan briket arang bambu serta pembuatan briket dari kotoran sapi dan briket arang dari kotoran sapi.
Praktek pembuatan bahan pewarna pangan dari arang bambu, pembuatan handsanitizer dan disinfektan dari cuka bambu, pembuatan briket arang bambu serta pembuatan briket dari kotoran sapi dan pembuatan briket dari arang kotoran sapi.
Selain penyampaian materi teori dan praktek, tim PM juga telah melakukan analisis kimia dari arang dan cuka bambu, melakukan pengujian nilai kalor dari briket arang bambu, briket kotoran sapi dan briket arang kotoran sapi serta melakukan pengujian cuka bambu terhadap mikroorganisme. Hal tersebut dilakukan guna mengetahui potensi penggunaan yang lebih luas dari arang dan cuka bambu serta produk turunannya.
“Pelatihan ini diikuti oleh seluruh anggota BUMDes Cibugel dan perwakilan dari tokoh masyarakat. Setelah mengikuti kegiatan pelatihan dan pendampingan, peserta pelatihan telah mampu memahami dan mengaplikasikan teknologi tepat guna untuk menghasilkan briket arang bambu, briket kotoran sapi, briket arang kotoran sapi, melakukan penjernihan cuka bambu dengan metode distilasi serta membuat disinfektan dari cuka bambu, sehingga diperoleh nilai tambah yang tinggi,” tandasnya.