INISUMEDANG.COM – Ketupat adalah salah satu jenis makanan yang akan selalu hadir saat Lebaran tiba. Makanan unik yang satu ini seolah mempunyai kaitan yang sangat eta dengan Idul Fitri.
Dan ternyata, memang Ketupat berkaitan erat dengan hari besar umat Islam ini. Berikut sejarah ketupat menjadi makanan khas lebaran dilansir IniSumedang.Com dari berbagai sumber.
Ketupat ternyata pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga kepada masyarakat Jawa dan Sunda, tepatnya di masa syiar Islamnya pada abad ke-15 hingga 16.
Sunan Kalijaga menjadikan ketupat sebagai budaya sekaligus filosofi Jawa yang berbaur dengan nilai ke-Islaman.
Ketupat atau disebut kupat oleh masyarakat Jawa dan Sunda, mewakili dua simbolisasi yaitu ngaku lepat yang berarti mengakui kesalahan, dan laku papat atau empat laku yang juga tercermin dari wujud empat sisi dari ketupat.
Empat laku tersebut terdiri dari:
- Lebaran (kata dasar lebar) berarti pintu ampun yang dibuka lebar terhadap kesalahan orang lain.
- Luberan (kata dasar luber) berarti melimpahi, memberi sedekah pada orang yang membutuhkan. 3. Leburan (kata dasar lebur) berarti melebur dosa dilalui selama satu tahun.
- Laburan (kata lain kapur) yakni menyucikan diri, putih kembali layaknya bayi.
Makna Ketupat
Dilansir sumber lainnya, makna ketupat sendiri begitu dalam ternyata, janur juga kadang dianggap merupakan akronim dari “Jatining Nur”, atau yang dalam bahasa Jawa memiliki arti “hati nurani”.
Jadi filosofinya, saat lebaran, kita harus membersihkan hati dari segala macam hal negatif sehingga bisa kembali ke fitri, kembali suci dengan saling memaafkan.
Selain itu, pembuatan ketupat yang harus dianyam dengan rumit itu juga punya makna tersendiri. Kerumitan anyaman ketupat menggambarkan keragaman masyarakat Jawa yang harus dilekatkan dengan tali silaturahmi.
Nggak ketinggalan, bentuk segi empat ketupat yang begitu khas menggambarkan prinsip “kiblat papat, limo pancer (empat arah, satu pusat)”, yang memiliki makna “ke mana pun manusia melangkah, pasti akan kembali pada Sang Pencipta”.
Secara keseluruhan, makna ketupat adalah nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.
Makanya tidak heran, bila kita melihat di hari lebaran orang saling meminta maaf. Tradisi sungkeman menjadi implementasi ngaku lepat (mengakui kesalahan) bagi orang jawa. Sungkeman mengajarkan pentingnya menghormati orang tua, bersikap rendah hati, memohon keikhlasan dan ampunan dari orang lain.