INISUMEDANG.COM – Diet Ornish adalah jenis diet rendah lemak yang mengutamakan pembatasan asupan lemak hingga hanya 10% dari total kalori harian. Dalam diet ini, lemak nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan polong-polongan menjadi sumber utama lemak. Sementara lemak hewani seperti daging, ikan, ayam, dan kuning telur harus dihindari. Selain itu, diet ini juga mengatur asupan karbohidrat, dengan membatasi makanan seperti roti manis dan sirup. Serta meningkatkan konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi merah, roti gandum, dan kentang. Diet Ornish juga menganjurkan peningkatan konsumsi sayur dan buah.
Selain pola makan yang sehat, diet Ornish juga mendorong gaya hidup yang aktif. Olahraga rutin seperti jalan kaki selama 20-30 menit setiap hari sangat dianjurkan. Pengelolaan stres melalui aktivitas yang disukai, meditasi, atau yoga juga merupakan bagian penting dari diet ini.
Diet Ornish memiliki beberapa manfaat yang signifikan. Pertama, diet ini membantu menurunkan berat badan. Dengan mengurangi asupan lemak dan meningkatkan konsumsi makanan berserat. Diet ini memberikan efek kenyang yang lebih lama dan memudahkan proses penurunan berat badan.
Kedua, diet Ornish dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Dengan membatasi asupan karbohidrat sederhana yang cepat meningkatkan gula darah dan meningkatkan konsumsi makanan berserat tinggi, diet ini membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Diet Ornish (Diet Rendah Lemak) Dapat Kurangi Risiko Jantung
Selanjutnya, diet Ornish juga dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Dengan mengombinasikan diet rendah lemak dengan makanan berserat tinggi, diet ini dapat mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan mengurangi risiko terjadinya penyakit jantung.
Terakhir, konsumsi sayur dan buah yang lebih banyak dalam diet Ornish dapat membantu mencegah risiko terkena kanker. Sayur dan buah kaya akan antioksidan dan zat antikanker yang dapat melindungi tubuh dari kerusakan sel dan perkembangan sel kanker.
Namun, diet Ornish tidaklah mudah dijalani, terutama bagi mereka yang terbiasa mengonsumsi makanan hewani. Diet rendah lemak ini juga dianggap sulit untuk dilakukan dalam jangka panjang, dan ada kemungkinan peningkatan berat badan setelah kembali ke pola makan sebelumnya. Selain itu, kekhawatiran lain yang perlu diperhatikan adalah kekurangan nutrisi tertentu karena protein nabati yang digunakan sebagai pengganti protein hewani cenderung rendah kalsium, vitamin B12, dan zat besi.