Degradasi Critical Thinking Dalam Lingkup Peradaban Pemikiran Tua

Degradasi Critical Thinking

Critical Thinking Mahasiswa (Kaum Muda)

Kaum muda tentunya merupakan episentrum gagasan pembaharuan pemikiran di setiap masa ke masanya, dan hal tersebut merupakan hal yang seharusnya terjadi ketika suatu peradaban ingin maju untuk menyesuaikan dengan zaman. Relevansi pemikiran sangat penting akan maju mundurnya peradaban tersebut.

Critical thinking sudah menjadi tradisi intelektual bagi kaum muda yang menginginkan perubahan dari segala aspek kehidupan yang menurut mereka harus di perbaharui, apalagi di era revolusi industri 4.0 yang merupakan fenomena kolaborasi teknologi siber dan teknologi otomatisasi  bahkan, sudah menjadi seharusnya kita

berfikir pada kemajuan sampai era society 5.0 yang merupakan konsep ilmu pengetahuan berbasis teknologi modern seperti robot untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kehidupan umat manusia, di zaman ini kultur kita beralih ke dunia digital yang terkadang hal tersebut membuat kita lupa akan identitas diri karena kecanduan memanfaatkan teknologi, nah disinilah pemikiran kritis di perlukan agar manusia dapat menentukan tujuan, selain robot atau media digital manusia juga dapat berubah karena terbawa arus masyarakat.

Seringkali  kita terlena dengan hal yang sifatnya viral di media sosial karena ketakutan kita terhadap ketertinggalan hal yang update di setiap waktunya, pada akhirnya kita seperti tidak menikmati hidup karena, terpapar gengsi sosial dan Fear Of Missing Out (FOMO).

Ini Baca Juga :  10 Tahun Pembangunan Tol Cisumdawu

Namun ketika kita berbicara tentang tantangan di zaman ini, banyak juga hambatan kaum muda untuk menerapkan gagasan dari hasil pemikiran yang kritis, hal tersebut banyak di rasakan oleh kalangan kaum muda di berbagai daerah Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia dengan alih-alih kesopansantunan dari kaum tua yang membuat critical thinking tersebut terkebiri oleh hal yang seperti demikian, padahal kesetaraan gagasan tidak di lihat dari siapa yang berbicara namun, di lihat pada teks atau konteks yang di bicarakan, Manusia merupakan makhluk kompleks, agar mampu berpikir kritis kita harus memiliki kesadaran terhadap tujuan berpikir tersebut dan sebaliknya, orang yang mendengengarkan atau menerima pemikiran yang kritis juga harus memiliki kesadaran dari tujuan berpikir.

Ini Baca Juga :  Asymmetric Politics, Warfare :  “Prahara, Politisi, Penyelenggara, Dan Etika Politik dalam Pesta Demokrasi 2024”