SUMEDANG, 16 April 2025 – Perwakilan buruh pabrik dari berbagai organisasi serikat buruh di Sumedang mengeluh ke Pemkab Sumedang terkait maraknya produk impor dengan harga murah yang masuk ke pasar domestik. Imbasnya, banyak barang lokal yang tak mampu bersaing dengan barang impor.
Lebih parah lagi, karena adanya kebijakan Amerika Serikat terkait kebijakan Proteksionis yang menghambat textil lokal masuk ke pasar dunia.
Ketua DPC SPSI Kabupaten Sumedang, Guruh Hudayanto, menyampaikan sejumlah tantangan signifikan yang sedang dihadapi sektor perburuhan di Sumedang. Ia menyoroti dampak kebijakan proteksionis Amerika Serikat yang menghambat ekspor tekstil lokal, mengingat besarnya volume ekspor Sumedang ke negara tersebut.
“Kondisi perburuhan saat ini cukup menantang. Ekspor kita ke Amerika Serikat sangat besar, tapi sekarang banyak yang terhambat akibat kebijakan dagang seperti di era Trump. Kami berharap Pemkab bisa mencarikan alternatif pasar ekspor lain,” ungkap Guruh dalam acara silaturahmi dan audiensi bersama perwakilan berbagai serikat pekerja yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Rumah Makan Simpang Raya, Jatinangor.
Selain masalah ekspor, Guruh juga menyoroti serbuan produk ilegal dan barang-barang impor murah yang membanjiri pasar domestik, memberikan tekanan berat pada industri lokal.
“Di satu sisi ekspor terganggu, di sisi lain pasar kita dibanjiri barang murah. Sepatu bisa Rp100 ribu, baju cuma Rp20 ribu. Ini jelas menyulitkan industri lokal. Kami butuh kebijakan yang melindungi produk dan pekerja lokal,” tegasnya.
Kendati demikian, Guruh menyampaikan apresiasi atas keberhasilan bersama dalam memperjuangkan pemberlakuan upah sektoral di Sumedang. Ia berharap sinergi antara serikat pekerja dan pemerintah daerah dapat terus ditingkatkan.
“Alhamdulillah perjuangan upah sektoral sudah berhasil. Harapan kami ke depan, sinergi dengan Pemkab makin kuat. Kita ingin hubungan industrial yang harmonis, bukan konfrontatif,” imbuhnya.
Menjelang peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day 2025, Guruh menginformasikan bahwa perayaan tingkat nasional akan dipusatkan di Gelora Bung Karno. Untuk tingkat daerah, pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan anggaran. Ia juga mengusulkan agar Pemkab mempertimbangkan penambahan anggaran ketenagakerjaan pada perubahan APBD September mendatang.
Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Bupati Dony Ahmad Munir menyatakan dukungan penuh Pemkab Sumedang terhadap para buruh dan komitmennya untuk terus memperjuangkan kesejahteraan pekerja.
“Doa saya untuk sahabat buruh semua: sehat, panjang umur, produktif, dan terus meningkat kesejahteraannya,” kata Bupati Dony.
Ia menambahkan bahwa Pemkab akan memperkuat program pelatihan vokasi di Balai Latihan Kerja (BLK), termasuk membuka akses pelatihan bagi keluarga buruh.
“Tujuannya jelas: membuka lebih banyak pintu kesejahteraan,” ujarnya.
Bupati Dony juga menyarankan agar peringatan May Day di tingkat daerah diisi dengan kegiatan positif seperti jalan sehat dan penyampaian aspirasi secara konstruktif.
Pertemuan silaturahmi ini diakhiri dengan suasana yang hangat dan penuh keakraban, semakin mempererat semangat kebersamaan dalam mewujudkan hubungan industrial yang sehat, adil, dan berpihak pada kesejahteraan seluruh pekerja di Kabupaten Sumedang.