SUMEDANG – Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan bukan sekadar program rutin pemerintah, melainkan upaya nyata untuk menjaga martabat manusia. Untuk itu, seluruh kebijakan dan program daerah harus memberikan dampak langsung bagi masyarakat miskin, bukan berhenti pada tataran administratif.
Penegasan itu disampaikan Bupati saat membuka Rapat Koordinasi Pengentasan Kemiskinan melalui Pendekatan Graduasi yang digelar di Gedung Negara Sumedang, Selasa (16/12/2025).
Dalam arahannya, Dony menekankan pentingnya bekerja berbasis data yang akurat, disertai kepekaan hati dan keberanian melakukan perubahan.
“Kita sudah mengetahui kantong-kantong kemiskinan secara by name by address. Karena itu, tidak boleh lagi ada program yang tidak berdampak langsung pada pengentasan kemiskinan,” tegasnya.
Dony juga menyebutkan, kemiskinan merupakan persoalan multidimensi yang tidak bisa ditangani secara sektoral. Diperlukan kolaborasi seluruh unsur pentahelix, mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, komunitas, hingga media, agar setiap intervensi saling menguatkan dan tepat sasaran.
Menurutnya, pendekatan graduasi dipilih karena dinilai lebih membumi dan relevan dengan kondisi keluarga miskin. Pendekatan ini dilakukan secara bertahap, terencana, dan terukur, dengan tujuan mendorong keluarga penerima bantuan agar mampu keluar dari garis kemiskinan melalui pendampingan dan pemberdayaan ekonomi.
“Bantuan itu sifatnya sementara, tapi kemandirian harus berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui rapat koordinasi tersebut, sejumlah hasil strategis berhasil dirumuskan, di antaranya teridentifikasinya kelompok sasaran prioritas beserta kebutuhan intervensi yang lebih tepat, tersusunnya peta kolaborasi lintas sektor, serta menguatnya komitmen pendampingan melalui sinergi data dan peningkatan kapasitas pendamping sosial dan ekonomi.






