Baru Tahu! Ternyata Ada Situs Candi Peninggalan Hindu-budha Tak Jauh dari Sumedang

situs candi bojongmenje
IST Candi Bojongmenje yang ditemukan tahun 2002 tidak dilanjutkan eksavasinya karena terkendala tanah milik perusahaan.

INISUMEDANG.COM Benda purbakala dan peninggalan sejarah memang menarik untuk disimak. Sebab, dengan bukti sejarah itu menandakan ada peradaban di masa lalu. Dengan peninggalan sejarah itu pun semakin menambah kekayaan budaya kita yang patut ditiru hal hal baiknya. Ternyata tak jauh dari Kabupaten Sumedang, tepatnya di Kecamatan Rancaekek yang berbatasan dengan Desa Sukadana Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang ada penemuan situs candi peninggalan kerajaan Hindu Budha. Simak beritanya.

Ya, Candi itu bernama Candi Bojongmenje atau yang lebih dikenal dengan nama Situs Rancaekek.

Candi ini ditemukan pada Agustus 2002 lalu dan merupakan komplek purbakala yang diduga merupakan peninggalan masa pra-Islam di Jawa Barat yang terletak di Kampung 
Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Situs ini terletak di dekat kawasan industri sehingga keberadaannya sulit diakses masyarakat luar yang ingin melihat dari dekat.

Bersama-sama dengan Candi Cangkuang dan Situs Percandian Batujaya dan Situs Cibuaya. Situs ini merupakan satu dari sedikit bangunan peninggalan masa Hindu-Buddha yang masih bisa dilacak di Jawa Barat.

Kisah penemuannya berawal pada bulan Agustus 2002. Secara tidak sengaja seorang warga di Kampung Bojongmenje, Desa Cangkuang, Kecamatan Rancaekek hendak mencari tanah. Guna menguruk gang yang tidak rata tanahnya.

Ini Baca Juga :  Menjelajahi Keindahan Hutan Pinus Mentaos di Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Namun dia menemukan sebuah rongga tanah yang di sekelilingnya terdapat tumpukan batu yang tertata rapi. Penemuan tumpukan batu tersebut akhirnya diputuskan sebagai bagian dari suatu candi oleh para arkeologi, semenjak saat itu dilokasi tersebut dilakukan ekskavasi untuk penemuan dan penelitian lebih lanjut.

Candi Bojongmenje Merupakan Peninggalan Abad ke 7

Dugaan awal oleh para ahli arkeologi Candi Bojongmenje merupakan peninggalan dari abad ke 7. Bila hal itu benar, maka Candi Bojongmenje memiliki usia yang jauh lebih muda dibandingkan Candi di situs Batujaya yang merupakan peninggalan abad ke 2, namun memiliki umur hampir yang sama dengan Candi Dieng Wonosobo.

Bahkan menurut Arkeolog Timbul Haryono, umur Candi Bojongmenje bisa jadi lebih tua dibandingkan dengan Candi Dieng. Sambil menunjuk sejumlah bebatuan yang ditemukan oleh tim ekskavasi, Timbul Haryono mengungkapkan, indikasinya adalah tidak ditemukannya halfround atau bebatuan dengan profil yang setengah lingkaran. Tapi yang ada hanyalah bebatuan dengan profil segi panjang dan bingkai padma.

“Dari style, teknik pembuatan candi, dan ukuran bebatuan candinya cenderung mencerminkan sebagai candi tua seperti Dieng di Jawa Tengah,” ujar Timbul.

Ini Baca Juga :  Bupati Sumedang Hadiri Penanaman Bibit Jagung Hibrida

Penemuan Candi Bojongmenje yang diduga luasnya sekitar 6×6 meter ini merupakan petunjuk di daerah tersebut pernah ada perkampungan masyarakat tertentu. Artinya, masyarakat tersebut merupakan bagian kecil dari sebuah struktur kerajaan pusat yang besar yang ditandai antara lain dengan berdirinya candi-candi berukuran besar sebagai tempat suci ibadahnya.

Karena itulah, diduga kuat selain di Bojongmenje, ada pula candi-candi sejenis yang didirikan oleh masyarakat tersebut sebagai tempat ibadahnya. Indikasi tersebut kian kuat dengan adanya aliran sungai Cimande dari kecamatan Cimanggung dan sungai Citarik yang letaknya tak jauh dari lokasi Candi Bojongmenje.

Bahkan ada informasi, sekitar dua kilometer dari lokasi Candi Bojongmenje ada pula mata air panas. Namanya Dusun Cipanas belakang Toserba Borma Rancaekek.

Penemuan Candi Bojongmenje Diharapkan Membuka Tabir Percandian di Tatar Sunda

Penemuan Candi Bojongmenje tentu sangat membanggakan urang Sunda yang selama ini perannya dalam panggung sejarah percandian kurang terperhatikan.

Bernert Kempers seorang pakar arkeologi dari Belanda juga hanya membagi masa klasik di Jawa menjadi masa klasik Jawa Tengah dan masa klasik Jawa Timur. Berdasarkan pembabakan itu, dikatakan bahwa masa klasik di Indonesia terbagi menjadi klasik tua untuk periode Jawa Tengah dan masa klasik muda untuk periode Jawa Timur.

Ini Baca Juga :  Posisi Orang Tua Anak yang Dirantai di Sumedang Terungkap, Begini Penjelasan Polisi

Pendapat itu perlu ditinjau ulang karena tidak menyebut peran orang Sunda dalam sejarah bangunan percandian. Padahal, bukti-bukti epigrafis menunjukkan bahwa di wilayah Tatar Sunda telah ada pusat kerajaan Hindu yaitu Tarumanagara.

Di samping itu, perkembangan penelitian arkeologi di wilayah Tatar Sunda mulai muncul penemuan candi. Oleh karena itu, penemuan Candi Bojongmenje diharapkan akan membuka tabir percandian di Tatar Sunda menjadi lebih terang.

Melongok lokasi di mana Candi Bojongmenje berada, memang cukup memprihatinkan. Untuk menuju lokasi candi ini mesti melewati sebuah gang sempit dengan tembok pagar pabrik yang menjulang tinggi.

Tempat ditemukannya candi ini sendiri menempel dengan tembok pagar pembatas pabrik. Sehingga masih terdapat kendala jika ingin menggali lebih ke utara lagi, yang hal tersebut berarti butuh melakukan penggalian dihalaman area pabrik.

Konon harga tanah disekitar candi ikut mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Tampaknya proses ekskavasi dan pembangunan kembali bangungan candi bakal masih jauh dari selesai. (sumber: candi.perpusnas.go.id. Diakses tanggal 2021-02-16).