SUMEDANG, 22 September 2024 – Sejumlah bangunan sekolah dan tempat tinggal di lokasi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung sudah tak layak pakai. Akibatnya, puluhan siswa PAUD/Kober Darusalam terpaksa harus belajar di luar ruangan/area terbuka akibat gempa bumi yang mengguncang Kab Bandung pada Rabu 18 September 2024 lalu.
Seorang guru Paud Darusalam, Ratna Yuningsih mengatakan saat ini siswa siswinya terpaksa belajar di area terbuka. Sebab bangunan yang ada tidak memungkinkan untuk ditempati. Adapun, yang dibutuhkan adalah tenda peleton untuk aktivitas belajar sementara siswa Paud dan madrasah di sana.
“Ya saat ini yang kami butuhkan adalah tenda darurat yang besar untuk kepentingan belajar. Kalau memaksakan bangunan sekolah yang ada takut ada gempa susulan,” ujarnya saat ditemui di Posko Kp. Pinggir Sari RT 02 RW 08 Desa Cihawuk Kecamatan Kertasari Kab Bandung, Minggu 22 September 2024.
Menurut Ratna, saat ini karena akses ke lokasi gempa berada di daerah terpencil sehingga bantuan dari pemerintah untuk terdampak korban gempa pun sangat minim. Mereka pun harus menempati tenda darurat yang alakadarnya dengan kebutuhan yang mendesak.
Sementara itu, Bayu Nugraha relawan Gerakan Muda Peduli Alam asal Cimanggung Sumedang mengatakan memang benar kondisi bangunan Kober Darusalam memprihatinkan, dan tak layak untuk dihuni. Saat ini siswa kober dan madrasah belajar di area terbuka untuk mengantisipasi adanya gempa susulan.
Selain kebutuhan tenda peleton, posko Pinggir Sari RW 08 Desa Cihawuk juga membutuhkan bantuan berupa uang dan barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, mie instan, roti, popok, obat obatan dan susu bayi dan vitamin ibu hamil.
“Hasil assesmen kami di tenda pengungsian atau posko Desa Cihawuk dihuni oleh 40 Jiwa, 12 KK, 1 ibu hamil, 7 balita, 9 anak-anak, dan 2 lansia. Kebutuhan yang urgensi memang makanan sehari-hari dan obat-obatan. Jika lebih simpel memang yang paling praktis adalah uang, agar mereka bisa memenuhi kebutuhan sesuai kondisinya,” tandasnya.