Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Polio, Ini Saran Dinkes

Mencegah Polio
Ilustrasi (Istimewa)

BANDUNG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung ikut memberikan saran tentang bagaimana cara mencegah penyakit polio yang kini ramai diperbincangkan pasca penetapan status KLB di wilayah Pidie, Aceh.

Kepala Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian menyampaikan, pihaknya turut menerima surat edaran dari Kementerian Kesehatan berupa pedoman bagi tenaga kesehatan bagaimana cara mencegah penyakit polio.

“Surat edaran itu terbagi menjadi dua, yakni untuk Aceh dan luar Aceh. Untuk di luar Aceh, tindakan yang harus dilakukan adalah menguatkan tracing Surveilans Acute Flaccid Paralysis (AFP),” ungkap Anhar.

Surveilans AFP ini, kata Kepala Dinkes, merupakan pengamatan terhadap semua kasus lumpuh layuh akut (AFP) pada anak usia di bawah 15 tahun yang merupakan kelompok rentan terhadap penyakit polio.

Ini Baca Juga :  Waspada! Kasus Cacar Monyet Telah Terdeteksi di Bandung

Oleh karena itu, Anhar mengimbau kepada masyarakat yang berada di wilayah Kota Bandung untuk segera melaporkan ke layanan kesehatan atau Puskesmas terdekat jika menemukan kasus terjadi di sekitarnya.

“Kalau masyarakat menemukan ada siapapun yang tiba-tiba kakinya lemas dan lumpuh bukan karena kekerasan atau kecelakaan, segera lapor. Kami akan lakukan tindakan pengambilan sampel,” tuturnya.

Hasil Tracing Surveilans

Sebab, disampaikan Anhar, hasil tracing surveilans yang diminta pemerintah pusat untuk terus dikuatkan ini sangat tergantung kepada sajuh mana masyarakat mau melaporkan terkait kasus polio mendadak. 

Ini Baca Juga :  RS Muhammadiyah Bandung Selatan Diresmikan, Ini Harapan Bupati Bandung

Lalu bagaimana cara mencegah penyakit polio yang bisa dilakukan masyarakat, Anhar menyebut penguatan imunisasi vaksinasi polio penting. Bagi seluruh masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasinya.

“Jika vaksinasi lengkap, kekebalan kelompok terbentuk. Sehingga, jika virus polio masuk ke tubuh pun tidak akan masalah. Sebab, polio penyakit yang penularannya fekal-oral, melalui tinja masuk ke mulut,” kata Anhar.

“Penularan fekal-oral bisa terjadi kalau kondisi lingkungan masyarkat tidak baik, seperti banyak sampah dan lalat. Bisa juga karena kotoran dibuang sembarangan. Atau cuci tangan tidak pake sabun,” sambungnya.

Ini Baca Juga :  Dishub Gandeng Dinkes Sediakan Layanan Kesehatan Darurat di Jalur Mudik Selatan

Anhar menilai kebiasaan mencuci tangan atau pola hidup bersih dan sehat (PHBS) bukan hanya mencegah Covid-19, tapi juga untuk mencegah polio. Minimal penggunaan handsanitizer sebelum beraktivitas. 

“Untuk kasus polio mendadak seperti di Aceh, tidak ada kasus serupa di Kota Bandung. Sebab surveilans AFP Kota Bandung relatif ketat. Sebenarnya Indonesia sudah dinyatakan bebas polio,” ungkapnya.

“Bukti bebas polio ini terlihat dari tidak adanya kasus dan tracing surveilansnya aktif. Usia rentan terkena polio itu di bawah 15 tahun,” ucap Kepala Dinkes Kota Bandung itu menandaskan.