Oleh : Ridwan Marwansyah
Konsep dan istilah Assymmetric tidak hanya di gunakan dalam perang konvensional, konsep tersebut tidak selalu bersifat militer, di saat kontestasi politic pun di pakai oleh kalangan politisi di segala tingkatan. Pasti tidak asing dengan ”content based movement” yang selalu di tawarkan oleh mereka politisi dengan gaya penyampaian berbasis konten. Meskipun terkadang apa yang di sampaikan pada kampanye-kampanye oleh mereka tidak selalu semuanya di realisasikan.
Di sini kita dapat melihat gejolak dari dampak hal tersebut yang menjadikan citra dari politik kurang baik di beberapa kalangan. Seperti mahasiswa, masyarakat sipil yang menjadi pengamat di luar arena kontestasi. Karena bagi kebanyakan dari mereka buta atau tidak melihat patron dari tokoh politik yang benar-benar menunjukan sikap sebgai negarawan yang sebenarnya. Dapat di simpulkan secara sederhana ketidakpercayaan publik terhadap apapun yang merujuk kepada politik itu wajar. Karena saat ini belum lahir atau belum muncul seorang tokoh yang dapat menjadi patron di ranah politik. Seharusnya para politisi memberikan contoh yang baik kepada kita. Terkhusus para kaum muda yang akan menjadi pewaris bangsa di masa yang akan datang.