Ajian “si Kukuk Mudik” Ilmu Pelet Marongge Dipercaya Ampuh, Diburu Solusi Para Jomblo

Makam Marongge

INISUMEDANG.COM – Ajian si Kukuk Mudik merupakan ajian ilmu pelet Marongge yang dikenal ampuh, diburu para Jomblo (sulit dapat jodoh) sebagai solusi segera dapatkan pasangan (jodoh).

Makam Keramat Marongge terletak di Dusun Marongge Kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Ilmu pelet Marongge sebagai ilmu pemikat asmara lawan jenis bagi wanita atau pria yang belum ketemu jodoh.

Menurut keterangan Kuncen Makam Marongge Abdul Halim seperti dikutip YouTube pawartanusantara. Kecuali hari Selasa, Makam Marongge banyak dikunjungi peziarah, terlebih malam Jumat Kliwon, peziarah hingga rarusan antri tengah malam lakukan ritual “nyacap” ajian ilmu pelet pemikat lawan jenis.

“Ritual nyacap ini yaitu para peziarah berendam di sungai Cilutung dan membuang pakaian dalam. Ilmu pelet pemikat asmara ini berasal dari ajian si Kukuk Mudik milik Mbah Gabug yang terkenal pilih tanding, “katanya.

Ini Baca Juga :  Ganti Rugi Tanah Kas Desa Mulyasari Sumedang Sudah Selesai, Lalu Bagaimana Dengan Sertifikatnya?

Kecantikan Mbah Gabug dan Tiga Saudara Wanitanya

Siapakah Mbah Gabug?

Diceritakan, Mbah Gabug adalah gadis berparas cantik, wanita asal Mataram yang bermukim di Dusun Babakan, sekarang dekat Makam Marongge. Di dusun itu, Mbah Gabug tinggal bersama tiga saudara wanitanya yang sama – sama memiliki paras cantik, yaitu Mbah Setayu, Mbah Naibah dan Mbah Naidah.

Kecantikan ketiga gadis asal Mataram itu terkenal di masyarakat, termasuk para raja. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpikat langsung jatuh cinta.

Namun aneh, ke-4 gadis cantik itu lebih suka melajang membuat penasaran seorang raja yang bernama Gubangkala sehingga mengutus patih diiringi bala tentaranya untuk melamar paksa Mbah Gabug.

Sang patih bersikeras menyampaikan permintaan raja meminta Mbah Gabug sudi dipersunting Raja Gabangkala. Mbah Gabug menyatakan bersedia tapi dengan syarat bahwa Raja Gubangkala harus mengembalikan kukuk (sejenis buah Labu air) ketika dibawa arus deras sungai Cilutung.

Ini Baca Juga :  PMI Asal Sumedang Sakit di Malaysia, Dudi Minta Pemda Fasilitasi Pulang

Sang raja meladeni syarat itu. Maka Mbah Gabug menghayutkan buah Kukuk ke arus deras sungai Cilutung. Raja pun kerahkan kesaktiannya untuk mengembalikan buah Kukuk melawan derasnya sungai tersebut.

Meskipun semua kesaktian raja itu dikerahkan, namun tidak mampu kembalikan buah Kukuk itu, hingga akhirnya penyerahan kalah. Raja itu meminta Gabug menarik kembali buah Kukuk yang telah hanyut di sungai.

Mbah Gabug keluarkan selendang sakti “Cindewulung”, dengan mengibaskan tiga kali, seketika buah Kukuk yang telah hanyut itu kembali dan akhirnya loncat ke sebuah batu cadas yang berbentuk meja.

Asal-Usul Nama Marongge

Konon, karena yang ingin mempersunting si cantik Gabug terus berulang, tapi tetap ingin melajang hingga akhirnya pergi tanpa pamit selama 3 tahun menghilang.

Ini Baca Juga :  Jelajahi Keindahan Alam Kalimantan Utara di Taman Nasional Kayan Mentarang

Ketiga saudaranya terus mencari hingga sampai di hutan lebat. Disitulah Mbah Gabug ditemukan dalam kondisi seperti hendak meninggal. Gabug dapat disembuhkan dengan obat ramuan “Kilaja Susu Munding” yaitu buah kecil mirip melinjo.

Setelah sembuh, Mbah Gabug perintah ketiga adiknya untuk menggali tanah bekas dia berbaring ketika sakit. Perintah itu dituruti, dan Gabug masuk ke dalam tanah itu, dan menyuruh adiknya agar ditutup kembali, bahkan disuruh pulang kepada ketiga adiknya itu.

Ketiga adiknya penasaran apa yang dilakukan kakaknya. Jelang tengah malam, ketiganya kembali lagi ke tempat dimana kakaknya masuk dalam tanah. Terkejut di tempat terlihat cahaya “merong” (cahaya memancar) sementara kakaknya sudah tidak terlihat lagi. Akhirnya tempat itu disebut Marongge yang berasal dari kata merong dan rengge.